Mohon tunggu...
Abdul Rahmat
Abdul Rahmat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka dengan puisi dan novel. Menulis karena sudah jatuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gaun Merah

12 Februari 2023   19:45 Diperbarui: 12 Februari 2023   20:50 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku nunggu angkot tapi nggak ada yang lewat. Jadi terpaksa aku pulang jalan kaki,” suara Agna lirih masih dengan rasa takut.

“Kalau tadi kamu mau aku antar, pasti kejadian ini nggak akan terjadi.”

“Maaf Aufa aku menolak bantuanmu.”

“Yaudah nggak apa-apa. Yang penting kamu sekarang sudah aman. Kalau kamu udah ngerasa enakan, aku antar pulang.”

Agna mengangguk. Ia rasakan sikap perhatian Aufa kepadanya. Ia menatap Aufa lekat-lekat. Yang ditatap juga terpaku melihat wajah manis Agna. Seketika Agna mencium pipi Aufa. 

“Makasih banyak Fa udah nyelamatin aku malam ini,” ucap Agna lembut.

“Sama-sama, Na.” Aufa salah tingkah. Wajahnya memerah.

“Aku boleh ke kamar mandi, Fa?”

“Boleh, Na.” 

Aufa menunjukkan arah ke kamar mandi. Agna melangkah pelan. Ia masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil. Setelah itu, ia basuh wajahnya di wastafel, sembari melihat ke cermin. Sosok bayangan itu masih terngiang di ingatannya. Agna masih berusaha menenangkan diri. 

Agna keluar dari kamar mandi. Ia berjalan kembali. Tiba-tiba ia mendengar suara dari dalam sebuah pintu di lorong dekat dengan kamar mandi. Agna menarik langkah mendekati pintu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun