Mohon tunggu...
Humaniora

Neraka Sisi Lain Fenomena Kehidupan yang Menanti Manusia Setelah Kematiannya

14 Desember 2016   02:14 Diperbarui: 21 Juni 2017   20:12 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bila seorang manusia merasa sendirian ditengah orang asing, itu adalah hal yang biasa, tetapi bayangkan bagaimana perasaan yang ada dari seorang jiwa manusia berada ditengah-tengah orang yang dahulu begitu dekat dengan kehidupannya, tetapi merasa asing dan sendirian, serta hal itu harus dilaluinya bertahun-tahun bahkan tanpa batas waktu kapankah semua itu akan berakhir.

 

b.Neraka yang dirasakan manusia dengan berada didekat jasadnya.

Ketika jiwa manusia terpisah dari jasad dan komponen lainnya, maka ketakutan dan kebingunganlah yang menderanya sehingga tanpa disadarinya karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, jiwa manusia itu tidak berani menjauh dari jasadnya dan bahkan sering kali terjadi jiwa manusia itu berusaha masuk kembali kedalam jasadnya.

Bisa saja jiwa manusia itu dapat bersemayam di dalam jasadnya, tetapi karena tiada keberadaan sang hidup di dalam jasad manusia itu, maka sang jasad itupun tetaplah tergeletak kaku tanpa ada darah kehidupan mengalir.

Karena jiwa manusia itu tetap berusaha bertahan di dalam jasadnya, maka ketika jasad itu dibawa ke pemakaman untuk dikuburkan, jiwa manusia itupun ikut di dalamnya. Dapat dipastikan karena jiwa manusia itu terus berada di dalam jasadnya, maka lambat laun, karena waktu dan kondisi, maka jasadnya itu perlahan tetapi pasti akan mengalami kerusakan karena proses alamiah.

Jiwa manusia itupun dapat melihat dan seperti merasakan bagaimana sedikit demi sedikit jasadnya akan rusak dimakan atau dihancurkan oleh hewan-hewan yang hidup di dalam tanah. Sedikit demi sedikit menyaksikan dan merasakan sakitnya hingga pada akhirnya semua bagian dari jasad manusia itu habis terurai dan menyatu dengan tanah.

Proses itu tidak terjadi dalam waktu yang sebentar, tetapi memakan waktu cukup lama dan sekian lama itu pulalah jiwa itu merasakan kengerian, sakit, penderitaan, kesendirian, dan hal lainnya, menghadapi kondisi yang harus dirasakannya.

Setelah tubuh atau jasad manusia itu habis dan melebur dengan tanah, maka bukan berarti penderitaannya berakhir sampai disitu, karena selanjutnya jiwa manusia itu akan semakin bingung dan ketakutan, harus kemanakah dirinya menuju dan apa yang harus dilakukannya.

Jiwa manusia itupun akan menjadi jiwa yang tidak menentu langkahnya dan seperti ada sesuatu yang membatasi jiwa manusia itu tidak dapat kembali ketempat tinggalnya dahulu atau bersama dengan orang yang dikenalnya, maka jadilah jiwa-jiwa manusia itu menjadi jiwa-jiwa yang bergentayangan, akan berada di sekitar tempat pemakamannya bersama dengan jiwa-jiwa lainnya.

c.Neraka yang dirasakan oleh jiwa manusia di dalam suatu tempat yang telah ada sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun