4. Manfaatkan kata 'belum'
Mengenalkan kata 'belum' membantu mereka bergeser pola pikir "Saya tidak bisa" menjadi "Saya belum bisa," dari sini, mereka akan belajar untuk selalu ingin berkembang.
5. Menghindari labelisasi
Jauhi pelabelan, baik negatif maupun positif, membantu anak tetap termotivasi dan mencegah mereka dicap dalam suatu kategori tertentu.
6. Melihat kegagalan sebagai pelajaran
Cara ini mengajarkan anak Generasi Alpha untuk memandang kegagalan sebagai langkah pembelajaran, bukan sebagai rintangan, sehingga membantu mereka menjadi lebih tangguh.
7. Peran orang tua sebagai teladan
Orang tua, terutama dari Generasi Milenial, sangat fasih dengan teknologi dan memiliki metode mendidik yang modern. Mereka berperan penting dalam membantu Generasi Alpha memahami tantangan dan peluang di dunia global saat ini.
Tantangan dalam Mendidik Generasi Alpha
Di era kemajuan teknologi yang pesat, Generasi Alpha muncul dengan serangkaian tantangan khusus, terutama dalam bidang pendidikan. Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, meskipun menguntungkan, berpotensi menghadirkan rintangan dalam menjaga agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang seimbang.
Sebagai contoh, menurut survei terbaru, 87% orang tua kesulitan mengatur waktu yang dihabiskan di depan layar layar anak-anak mereka. Ini tidak hanya mencakup berapa lama waktu yang dihabiskan di depan layar, tetapi juga jenis konten yang mereka temui. Dengan 85% orang tua menyatakan bahwa Generasi Alpha terpapar konten yang lebih matang pada usia yang sama dibandingkan dengan generasi sebelumnya, muncul tantangan untuk menjaga agar anak mengakses konten digital yang sesuai usia mereka.