Isu-isu seperti ini dipengaruhi oleh berbagai kelompok dengan agenda politik tertentu. Media juga memainkan peran besar dalam membentuk opini publik baik di tingkat nasional maupun internasional.
Tidak jarang tuduhan dan konflik ini digunakan oleh berbagai pihak untuk memajukan narasi atau kepentingan tertentu, baik oleh pendukung Arab-Palestina maupun Israel.
Tuduhan ini mencerminkan konflik yang sangat mendalam dan berkepanjangan antara Israel dan Arab-Palestina. Situasi ini diperumit oleh berbagai kepentingan politik, ekonomi, dan sosial dari berbagai aktor global.
Kecelakaan helikopter Iran
Di tengah kecamuk Perang Gaza yang tak ada habisnya, Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan meninggal dunia pada Senin 20 Mei lalu. Ia tewas setelah helikopter yang ditumpanginya hilang kontak sejak Minggu sore dan akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur berkeping-keping.
Di balik tewasnya Raisi akibat kecelakaan ini, sejumlah pihak menuding Israel sebagai dalang dari insiden helikopter tsb. Ini disebabkan hubungan Israel dan Iran yang terus memburuk, dengan kedua negara saling menyatakan diri sebagai rival masing-masing.
AS pun terseret dikambinghitamkan dalam kecelakaan Raisi. Tudingan terhadap AS disampaikan mantan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Ini disebabkan embargo Washington kepada Teheran yang membuat Iran tak bisa mengakses suku cadang helikopter yang mumpuni.
Diketahui, helikopter yang jatuh itu bertipe Bell 212 buatan AS. Beberapa pengamat menyebut heli tsb dibuat tahun 1960-an, sudah berumur sekitar 64 tahun.
Sama halnya dengan perintah Jaksa ICC untuk menangkap Pemimpin Israel dan Hamas, kita pun disini mengalami kesulitan untuk memahami tudingan yang gegabah dan emosional seperti ini, sementara pemerintah Iran sendiri belum membuat pernyataan resmi terkait tudingan tsb.
Kendati demikian, setidaknya ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memahami mengapa tuduhan seperti ini muncul.
Hubungan antara Israel dan Iran telah lama penuh ketegangan dan permusuhan. Iran acapkali menuduh Israel terlibat dalam berbagai aksi sabotase dan pembunuhan tokoh-tokoh penting Iran, termasuk ilmuwan nuklir. Dalam konteks ini, tuduhan terhadap Israel bisa saja muncul sebagai reaksi alami mengingat sejarah permusuhan antara kedua negara.