Ditambah siraman minyak berbagai tudingan miring terhadap AS dan Israel terkait kecelakaan helikopter yang menewaskan Ebrahim Raisi, plus ancam-mengancam nuklir antara dunia Barat di bawah AS dan Rusia di bawah Putin, banyak yang was-was tentang apa yang bakal terjadi secara global dalam tempo dekat ini. Atau jangan-jangan barangkali semua kericuhan global itu hanyalah drama politik semata yang berputar-putar dalam lingkaran setan tak berujung.
Harus diakui situasi geopolitik saat ini memang sangat kompleks dan penuh ketegangan, dengan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Untuk memahami dinamika global ini ada beberapa kemungkinan yang bakal terjadi dalam waktu dekat.
Peningkatan ketegangan geopolitik
Ketegangan antara Israel dan negara-negara di sekitarnya, termasuk Iran, dapat meningkat. Tudingan terhadap Israel terkait kematian Ebrahim Raisi bisa memperburuk hubungan yang sudah tegang. Hamas dan kelompok militan lainnya kemungkinan besar akan meningkatkan serangan sebagai bentuk balasan, yang bisa memicu respons militer dari Israel.
Ancaman nuklir antara Barat di bawah AS dan Rusia di bawah Putin menambah lapisan kerumitan. Setiap eskalasi dalam ancaman atau langkah militer bisa memicu perlombaan senjata atau bahkan konfrontasi langsung, meskipun masih dalam bentuk ancaman diplomatik.
Drama politik dan propaganda
Banyak dari konflik ini digunakan oleh para pemimpin politik untuk memperkuat posisi mereka di dalam negeri. Dalam kasus Israel, tuduhan terhadap mereka bisa digunakan untuk memobilisasi dukungan kalangan nasionalis. Di Iran, menuduh musuh eksternal seperti Israel atau AS bisa digunakan untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik.
Media memainkan peran besar dalam membentuk persepsi publik. Narasi yang dibangun oleh media bisa mempengaruhi sikap masyarakat dan memperkuat posisi politik tertentu. Propaganda dan disinformasi bisa digunakan oleh semua pihak untuk mempengaruhi opini publik dan mendiskreditkan lawan.
Diplomasi dan mediasi internasional
Di tengah ketegangan, ada kemungkinan upaya diplomasi dan mediasi dari negara-negara besar atau organisasi internasional seperti PBB, termasuk perundingan untuk menurunkan ketegangan nuklir antara AS dan Rusia, serta mediasi dalam konflik Israel-Arab-Palestina.
Sanksi dan tekanan ekonomi bisa terus digunakan sebagai alat untuk mengendalikan perilaku negara-negara yang dianggap melanggar hukum internasional. Namun, efektivitas sanksi seringkali diperdebatkan dan bisa memiliki dampak yang tidak diinginkan.