Mohon tunggu...
FN
FN Mohon Tunggu... Sekretaris - Desa

_

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

M.U.S.I

15 Mei 2024   19:35 Diperbarui: 18 Mei 2024   16:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelihatan betul Benny yang masih kaku dan takut.

"Ayo semangat Ben, nanti aku agak minggir biar kamu bisa lewat, tapi cepat ya, ayo," tambah Uswa. Tapi Benny masih kagok juga.

Melly melompat mendekati Benny dan menatapnya lembut, "Ben, ayo aku gandeng sekali. Setelah itu kamu berani lari sendiri ya," tambahnya sambil pegangi kedua pipi Benny. 

Benny ngerasa ada dorongan kuat dari dalam tubuhnya yang bikin dia deg-degan dan berkeringat. Anggukan kepala Melly seperti sinyal buat Benny untuk bersiap, dan mulailah Melly menggandengnya dengan lari kecil tapi sigap.

"Hore Benny berhasil!" kata Melly yang disambut tepuk tangan yang lain.

"Sekarang lewati aku Ben," suruh Septi di garis belakang.

Benny langsung gas lari kencang. Sayangnya bukan ke celah garis tapi malah ke arah Septi langsung. Septi pun gelagapan dan spontan menghindar.

"Wow Benny bisa berani sendiri," kata Isti yang disusul lagi dengan tepuk tangan.

Permainan ini asyik banget. Benny jadi merasa menemukan dunia baru yang bikin wow dari permainan seperti ini. Dunia yang merdeka dari segala gadget yang sering bikin matanya sakit. Dunia yang ajari dia bahwa tertawa lepas bersama kawan itu lebih menyenangkan dibandingkan bersama hape atau komputer.

Di sisi ini, mereka berlima makin larut dalam keseruannya. Di sisi lain, seseru apapun permainannya, pengasuh Benny tetap gak bergeming dengan hapenya di kejauhan sana.

Setelah hari itu, Benny sering main ke tempat kakak-kakak itu. Biasanya hari Minggu pagi kalau mereka gak pulang ke rumah masing-masing. Kadang dia cuma diantar pengasuh sampai asrama, lalu pulangnya diantar kakak-kakak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun