"Aku Benny," jawabnya singkat.
"Kalau kau suka hati bilang Benny (Benny), kalau kau suka hati bilang Benny (Benny), kalau kau suka hati mari kita bersama, kalau kau suka hati bilang Benny (Benny)," Melly menyanyi bersaut-sautan dengan Benny.Â
Sebagai gambaran, jalanan di sini berupa aspal yang kanan kirinya tumbuh Pohon Pinus dan tumbuhan lainnya.Â
Melly berhenti ketika melihat Bunga Kencana Ungu di pinggir jalan. Dia lalu mengambil buah atau biji dari bunga itu,Â
"Kakak punya sulapan. Lihat biji ini ya," Melly menaruh beberapa biji tanaman di telapak tangan Benny, "Kakak kasih air sedikit, lalu kita tunggu,"Â
Biji tanaman itu lalu meletus, thak! thak!
"Wow!" Benny sedikit terkejut, tapi dia senang. Dia lalu nyoba sendiri dengan tangannya.
"Kak Melly rumahnya mana?"Â
"Aku tinggal di asrama pegawai. Itu kelihatan yang catnya biru," jawab Melly sambil menunjuk gedung di seberang sana.
Mereka terus berjalan sampai Benny ditemukan pengasuhnya yang lain. "Saya baru jogging terus tadi nemu anaknya menangis di jalan sendirian Bu," terang Melly ke pengasuh Benny yang dikiranya ibunya.
Di lain hari Benny mengajak pengasuhnya ke asrama pegawai. "Kak Mellynya ada?" Tanya Benny.