Untuk mewujudkan pembangunan masjid beliau mengajak bergandeng tangan dengan semua warga untuk bahu membahu dan kerja sama tanpa memandang kekayaan dan status sosisl. Yang kaya yang miskin, yang sudah sholat maupun yang belum sholat semua dirangkul jadi satu.
Yang luar biasa dan sulit diikuti oleh yang lainnya adalah beliau berdakwah tidak mau menerima amplop bahkan sebaliknya setiap mengisi pengajian/berdawah beliau tanya kepada yang mengundang apa yang dibutuhkan jama'ah?
Maasyaa Allah, jika kita lihat sekarang ini semua kampung di seluruh Gunungkidul sudah memiliki masjid. Sungguh, semua ini tak lepas dari ihtiar pak Nardi yang mendesain dakwah dengan menyadarkan umat untuk barshof-shof bersama di barisan dakwah dan menjadikan masjid sebagai basis pendadaran aqidah.
Dari ujung Panggang sampai ujung Rongkop tak terhitung berapa jumlah masjid yang beliau dirikan. Semoga menjadi jariah yang tak henti mengalirkan pahala untuk guru kita pak Nardi.
Kak Risdy, Gunungkidul
Sekitar tahun 1999, saya tinggal di kota Jogja, saya menjadi pegiat pengajian kampung di wilayah kota Jogja. Rumah kami di kawasan Warungboto, hanya berjarak kurang dari 1 km dengan kediaman ust. Sunardi Syahuri. Beberapa kali saya sowan, meminta beliau mengisi pengajian. Subhanallah, nama besar tidak membuat beliau memilih-milih forum saat menerima permintaan ceramah.
"Ustadz, nanti tindak sendiri atau dijemput?" tanya saya dengan lugu. Padahal kalau beliau minta dijemput, paling saya akan minta tolong suami untuk menjemput cuma dengan motor butut.
"Dijemput!" jawab ustadz Sunardi dengan mantap, yang membuat saya agak 'njomblak.'
"Syaratnya, jemput dengan sepurr!" lanjut beliau. Whahaha... beliau tertawa renyah melihat muka saya. Jadinya saya ikut tertawa. Begitulah candaan beliau. Tentu tak ada kereta api sampai lokasi taklim. Artinya beliau akan hadir sendiri tak perlu penjemputan. Kesungguhan, keikhlasan, tanpa jarak dengan semua kalangan, itulah diantara karakter beliau.
Lalu saat saya sudah pindah rumah di daerah Bantul, beliau sempat hadir di acara tabligh akbar penggalangan dana untuk pembangunan Paud Aisyah, persis di samping rumah kami. Sayangnya weekend kami sedang beredar entah dimana, hanya mendapat cerita bahwa jama'ah membludag memenuhi halaman rumah kami.