"Saya ini kan sudah tiga bulan lebih tidak rapat Dek, rasanya kok muspro (tidak berguna) hidup saya", lanjut beliau.
Jleb! Serasa seperti panah, kata-kata beliau begitu dalam menghujam ke hati. Saya hanya tertegun mendengarkan, dan tidak mampu menjawabnya. Anda mungkin juga sulit memahami situasi saya, atau memahami makna kata-katanya.Â
Bahkan mungkin anda menganggap beliau lebay. Masa hanya tiga bulan tidak rapat saja merasa hidupnya tidak berguna? Orang lain saja ada yang sampai bertahun-tahun bahkan sepanjang hidupnya tidak pernah rapat, dan tidak merasa apa-apa. Benar-benar lebay kah?
Tapi percayalah, jika sudah mengenal kehidupannya baru anda bisa menangkap maknanya. Karena beliau telah mewakafkan kehidupannya untuk dakwah, perjuangan fii sabililah. Dalam kehidupan normalnya, sehari beliau bisa mengisi tiga sampai lima majlis ta'lim, di tempat yang berjauhan dan tanpa imbalan "bayaran". Bahkan beliau justru menginfakkan sejumlah uang.
Beliau memegang sejumlah jabatan penting, seperti  Ketua Dewan Da'wah Islamiyah (DDI) DIY, ketua Persatuan Djamaah Hadji Indonesia (PDHI) DIY, Pengawas Badan Wakaf UII, Pembina 7 Yayasan Pendidikan Islam Terpadu di Jogja, takmir berbagai masjid, dan lain-lain. Semuanya dijalani serius dan tanpa "gaji". Sehingga hampir tidak ada harinya tanpa rapat. Siang dan malam.
Semangat dakwah beliau tetap membara dalam kondisi tubuh yang semakin renta dan terkena penyakit, menjadikan hidupnya indah bagai senja yang tetap merona jingga. Semoga tabiat perjuangannya menjadi inspirasi bagi siapapun yang mengenalnya dan terus mengalirkan pahala untuknya. Amiin.
Ery Masruri
Pak Nardi, demikian sapaan akrab beliau, juga dikenal sebagai sosok yang dermawan dengan membantu kegiatan dakwah keislaman, pembangunan ratusan masjid, panti asuhan, rumah sakit hingga sekolah-sekolah Islam.
Sejak muda Pak Nardi adalah sosok yang gemar berdakwah. Pernah beliau bercerita bawah di saat muda berkeliling menggunakan sepeda ke masjid dan juga majelis taklim memenuhi undangan jamaah. Seakan-akan dalam 24 jam sehari, seluruhnya dicurahkan untuk dakwah. Beliau terbiasa berangkat mengisi pengajian dari sebelum subuh dan sampai rumah di tengah malam.
Saat ditanya, apa tips Pak Nardi saat itu tetap bugar. Beliau sambil tersenyum menjawab, "Saya diberi nikmat Allah mudah tidur dan mudah bangun, istirahat 10-15 menit sudah segar kembali".