Renovasi masjid berjalan lancar berkat bantuan banyak pihak dan sekarang tak ada lagi masjid kampung kami yang reyot. Bahkan, oleh pengurus berikutnya masjid itu sekarang telah dikembangkan menjadi 2 lantai dengan tampilan yang lebih apik serta sarana prasarana yang lebih lengkap.
Kisah inilah yang membuat kami, jamaah Masjid Al-Huda Pelemkecut, khususnya generasi yang aktif pertengahan tahun 90-an, tak akan pernah bisa melupakan jasa dan kebaikan Ustadz Nardi. Beliau tidak hanya 'tidak mau' diberi honor ceramah, tetapi juga, bahkan, selalu menjadi penyumbang pertama dalam banyak acara pembangunan masjid kami yang menghadirkannya sebagai penceramah.
Selamat jalan Ustadz Sunardi. Kami bersaksi engkau orang baik. Semoga lancar perjalananmu menghadap Allah SWT dan semoga engkau kembali ke haribaan-Nya dengan husnul khatimah. Amin amin amin YRA.
Heru Marwata @heru_marwata
Testimoni 14 : Dari Ujung Panggang Hingga Ujung Rongkop
Mendung duka bergelayut menyelimuti kota Jogja. Wajah-wajah murung mengantar kereta kencana beroda manusia berjalan perlahan menuju pusara. Baru hari ini, jutaan orang-orang sholeh berjejal memadati setiap jengkal tanah dan trotoar untuk membuktikan cinta dan hormat pada seorang alim nan bersahaja yang telah berpulang keharibaanNya.
Mata tak berkedip, di hati gemuruh tangis sesak menghimpit dada menahan kerinduan dan mengenang berjuta kebaikan yang terus mengalir disungai kehidupan. Pak Nardi, selamat jalan.
Ijinkan aku mengenang kebaikan beliau dipanggung dakwah yang indah. Saat itu aku masih anak SMA kelas 3, yang sedang belajar alif, menghafal rukun sholat dan melukis wajah-wajah pemberani. Merupakan rezeki yang tak terhingga nilai harganya karena aku dikenalkan oleh pak Iskanto AR dengan ustadz Sunardi Syahuri yang akrab dipanggil pak Nardi. Sejak itulah aku sering ditimbali ke rumah beliau untuk membicarakan dakwah khususnya di kecamatan Tepus.
Sudah dimaklumi daerah Gunungkidul terutama sektor selatan menjadi target pemurtadan. Banyak orang islam yang menukar aqidahnya dengan beras, pakaian dan sarimi. Kondisi inilah yang membuat hati terasa pedih teriris-iris.
Melihat kondisi kampung yang waktu itu banyak yang belum punya masjid, maka beliau mendesain dakwahnya dengan membangun peradaban berbasis masjid.Â
Masjid sebagai tempat penguatan aqidah. Masjid sebagai penanaman nilai-nilai keislaman. Masjid sebagai perekat uhuwwah. Masjid sebagai sarana penggerak ekonomi Dan masjid sebagai benteng keimanan.