PEREMPUAN TANPA PENSIL ALIS
Ia selalu mengejar matahari
setombak tinggi
dingin sisa embun tak menepis sepi
waktu-waktunya adalah lentik jemari
Hai
engkau seelok paras bidadari
anggun di atas kuda sembrani
tanpa arsiran di atas lentik mata berduri
Sepagi langit yang mulai membiru
segagah elang berburu
mimpi terabai cericit anak-anakmu
hingga kepak sayap mereka angin akan menderu
Hai
aku menunggui
engkau di batas hari-hari
sendiri
28112020]
[Aku sudah di lokasi, wahai Puan]
"Yes, yes, yeeesss!" Tanpa sadar aku memekik kegirangan.
Senyumku merekah refleks. Puisi yang kesekian kalinya untukku, itu memang yang kuharap darinya. Setelah berpikir sejenak, segera kuketik pesan balasan.
[Ok. Aku OTW]
Kulihat sekali lagi layar cermin sebelum benar-benar beranjak. kukedipkan sebelah mataku pada bayangan yang ada di sana. Perempuan berbalut celana palazzo warna hitam dengan blous casual maroon dan selembar pasmina hitam di kepalanya itu refleks turut melakukannya. Serupa aku.