Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 14: Bergerak dalam Diam

22 November 2011   13:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:20 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Lagi, dia terpaksa melanggar janji.

Kenapa untuk memenuhi sebuah janji dia harus melanggar janji yang lain?

Perlahan dia mendekati pancuran kecil yang ada di sebelah kanan. Pancuran yang menggenangi sebuah mata air, yang terlihat berwarna keperakan di bawah cahaya Purnama.

Dia mencuci darah yang melumuri jemari, seperti ingin mengikis habis semua penyesalan yang entah kenapa kini memenuhi sanubari.

Dan dia menjerit lirih.

Lengan kirinya kini tak bisa digerakkan!!

“Sial, racunnya sangat ganas,” gerutunya. Pundak kirinya kini menghitam.

Dia mengambil kantong kecil berwarna hitam yang diselipkan di pinggang. Di bawah cahaya bulan dia mengambil sebuah bambu berwarna kuning seukuran ibu jari. Dia mengigit sumbat bambu, dan kemudian meneteskan serbuk ke luka di pundak kiri.

Pendekar Harimau Hitam mengigit bibir. Rasa perih kini benar-benar menusuk.

Dari kantong yang sama dia mengambil sebuah belati kecil. Sambil menggigit bibir dia menorehkan pisau ke luka yang menghitam. Dia melakukan itu berkali-kali hingga darah menghitam di luka menetes dan hilang.

Dia kembali meneteskan serbuk obat dari bambu kecil ke luka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun