Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 14: Bergerak dalam Diam

22 November 2011   13:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:20 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kedua lelaki itu sama-sama mempelajari ilmu Cakar, salah satu jurus tangan kosong yang sangat ditakuti namun sukar dilatih. Ilmu Cakar bertumpu pada kehebatan jari tangan yang dijadikan senjata pembunuh.

“Pendekar Harimau Hitam, bersiaplah menghadap Dewa Yama, Dewa Kematian!!” Lima Cakar Maut melompat dan langsung menerjang. Gerakannya cepat. Ayunan tangannya diikuti kabut tipis berwarna kehijauan, seperti bayangan yang mengincar kematian.

Pendekar Harimau Hitam menyambut. Cakar disambut dengan cakar. Sodokan disambut dengan sodokan. Serangan ditangkis dan dibalas. Gerakan maut dibalas dengan gerakan maut.

Keduanya bergebrak dalam kegelapan, berkelebat dalam kebisuan.

Samar Pendekar Harimau Hitam mencium aroma amis, pertanda jemari lawan dilumuri bisa yang mematikan. Namun dia tidak takut. Dia percaya dengan kemampuan ilmu beladirinya.

Pendekar Harimau Hitam berasal dari Bantamsana, sebuah pulau kecil di dekat Tumasik (sekarang disebut Singapura). Ilmu beladirinya bersumber pada gerakan harimau, yang merupakan ilmu turun temurun keluarga. Secara khusus dia menekuni ilmu cakar, yang disebut Mahnakhah Kasa Asthi (Cakar Pengerat Tulang).

***

Kedua lelaki itu berjual beli pukulan. Saling serang dan menghindar. Dalam tujuh jurus pertama, mulai terlihat perbedaan gaya serangan. Pendekar Harimau Hitam gerakannya cenderung lebih lunak. Dia umumnya hanya mengincar kaki atau lengan lawan, menggunakan jurus ‘Pengerat Tulang Penghancur Lutut’ dan ‘Pengerat Tulang Peremuk Lengan’. Jelas kalau dia tak berniat membunuh. Hanya bermaksud melukai.

Beda dengan Lima Cakar Maut. Serangannya ganas. Benar-benar ganas. Jemari kedua lengan yang membentuk cakar menari-nari seperti iblis pencabut nyawa dari lembah kematian.

“Sraatttt…. Craaakkk!!!”

Jemari Lima Cakar Maut menggores pundak kiri Pendekar Harimau Hitam, yang segera melompat mundur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun