"Boleh, silakan. Ada yang salah dengan soalnya. Atau, kamu sudah selesai mengerjakannya, Nak?"
"Bukan, Pak. Ini, ada soal yang cukup aneh, Pak."
"Aneh kenapa. Coba kamu bacakan?"
"Baik, Pak. Soal yang saya maksud ada pada esai nomor 4. Di suatu pertemuan, Pak Rudi selaku Ketua RT diminta untuk membacakan doa penutup acara. Tapi, karena pertemuan tersebut sifatnya dadakan, alhasil Pak Rudi gugup sehingga ia lupa teks doa. Syahdan, Pak Rudi pun disorak oleh segenap warga yang hadir. Dari kisah tersebut, terangkan olehmu sikap Pak Rudi dan warga yang seharusnya!"
"Nah. Tidak ada yang aneh, kan?"
"Iya sih, Pak. Tapi, Pak. Ketua RT itu..."
"Ok. Waktu pengerjaan ujian 5 menit lagi. Bagi kalian yang sudah selesai, silakan kumpul. Bagi yang belum, jangan terlalu lama."
Pak Kodir pun enggan menjawab keluh siswa. Menurutnya, tiada yang salah dari soal PAS tersebut.
Bersandar pada soal, dirinya hanya ingin mengajak siswa untuk berpikir kritis sekaligus menerangkan bagaimana sikap yang bijaksana, entah itu sebagai warga, ataupun sebagai pejabat desa.
***
Sore itu mendung. Langit mulai mendatangkan kelam sehingga senja harus rela cuti. Seorang siswa yang tadinya ikut ujian semester bersama Pak Kodir baru pulang.