"Pulangnya diantar ke mana?" tanya si lelaki tinggi putih tegap.
"Ke perpustakaan tadi saja. Biarlah aku pulang ke kosan jalan kaki menyusuri sungai".
Malamnya aku duduk di depan kosan. Suara jangkrik terdengar. Beberapa teman ada yang main gaplek dan catur diterangi lampu pijar.
Di kepalaku berkecamuk potongan pembicaraan dengan Mesh tadi siang dan cara tertawanya ketika mengetahui buku-buku yang mempengaruhi diriku. "Jangkrik. Memang tidak ada orang Indonesia yang mempengaruhi pikiranku. Ya, karena memang aku belum baca bukunya".
Akupun masuk ke kamar kos dan mencari buku karangan SH Alatas terbitan LP3ES. Setelah ditilik ternyata yang mengarang adalah akademisi Malaysia.
Mesh kau pandai memainkan pikiranku. "Awas kau jidat bening".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI