Saat dipanggil namanya, Ogi buru-buru menuju ke loket pembayaran.
“Tegang ya Dik?” si mbak penjaga loket pembayaran tersenyum genit.
Ogi cuma tersenyum kecut campur malu. Mukanya merah.
“Tapi kan dapet duit sejuta tuh, Gi. Lumayan!” Ogi kaget karena ada suara perempuan nyeletuk dari loket pembayaran sebelah dengan menyebut namanya.
“Rosa!” Ogi setengah nggak percaya.
“Aduh, kenapa dia ada di sini,” Ogi membatin sambil malu banget karena kejadian memalukan itu berhasil dilihat Rosa.
“Eh, jangan bilang ke siapa-siapa ya soal kejadian ini,” Ogi setengah berbisik sambil matanya menatap Rosa penuh harap.
“Nggak kok. Paling nanti satu sekolah pada tahu!” Rosa tersenyum seolah menertawakan kekonyolan Ogi.
“Aduh, ini bukan untuk dipublikasikan,” Ogi menatap Rosa sambil menerima kertas tanda terima pembayaran listrik.
“Udah nggak apa-apa, Gi, kan yang penting kamu dapet duit banyak. Duluan ya… Assalaamu’alaikum,” Rosa pamit sambil tersenyum. Ogi merasa harga dirinya tercabik-cabik. Malu, gitu lho.
“Oh No! Please deh. Kamu jangan bilang siapa-siapa,” Ogi teriak ke arah Rosa dan nggak nyadar kalo dirinya sedang ditonton banyak orang. Phew!