Mohon tunggu...
Oleh Solihin
Oleh Solihin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis beberapa buku untuk remaja, di antaranya Jangan Jadi Bebek (2002); Jangan Nodai Cinta (2003); LOVING You Merit Yuk! (2005); Yes! I am MUSLIM (2007); Jomblo's Diary (2010) dan beberapa buku lainnya | Instruktur Menulis Kreatif di Rumah Gemilang Indonesia [www.rumahgemilang.com] dan Pesantren MEDIA [www.pesantrenmedia.com] | Sekadar berusaha memberikan sedikit pengalaman hidup melalui tulisan. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Boleh juga kunjungi blog saya: http://osolihin.net. | website kepenulisan yang saya kelola: [www.menuliskreatif.com]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tegang Nih Yee...

19 April 2010   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Bener Gi, apalagi nanti akan dilihat sama Leony. Wah, bisa malu banget tuh. Belum sama Si Paul yang jadi secret admirer-mu itu, pasti mereka akan tersenyum malu melihatmu,” suara dari dalam hati Ogi makin memanaskan hatinya.

“Waduh, bener juga ya? Aku akan tampak konyol karena nggak berwibawa dan akhirnya dikerjain orang,” Ogi bangkit dari duduknya. Jalan mondar-mandir sambil menggigit pensil.

“Hmm.. apa aku datengi aja stasiun televisi yang menayangkan reality show itu?” batinnya sambil menatap kosong screen saver di ponselnya.

“Percuma. Mereka nggak bakalan mau begitu saja menerima keberatanmu, Gi!” suara dari dalam hatinya kembali mementahkan rencananya.

“Biarin, yang penting kan aku udah ngasih pandanganku tentang acara tersebut. Aku memang cuma salah satu korban. Tapi, berapa banyak korban lainnya? Mungkin yang punya penyakit jantung bisa langsung pingsan atau malah meninggal,” kembali Ogi meyakinkan niatnya.

“Jangan sok pahlawan! Kamu pasti nanti dikerjain lagi di sana,” suara dalam hatinya terus saja mengganggu pikiran Ogi.

“Nggak peduli. Yang penting aku bisa mengekspresikan ketidaksukaanku atas acara tersebut. Titik!” Ogi bangkit dari duduknya lalu keluar kamar. Nggak menghiraukan lagi suara-suara dalam hatinya yang bernada mencegah rencananya.

ooOoo

Taman kembang kertas. Siang hari yang mendung.

“Mil, kamu…” belum sempurna kalimat yang diucapkan Ogi, Jamil udah memotongnya sambil tertawa ngakak dan bilang ke Ogi, “Selamat ya, bisa masuk tivi!”

“Deg! Pasti Rosa nih yang bocorin,” Ogi curiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun