Mohon tunggu...
Oleh Solihin
Oleh Solihin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis beberapa buku untuk remaja, di antaranya Jangan Jadi Bebek (2002); Jangan Nodai Cinta (2003); LOVING You Merit Yuk! (2005); Yes! I am MUSLIM (2007); Jomblo's Diary (2010) dan beberapa buku lainnya | Instruktur Menulis Kreatif di Rumah Gemilang Indonesia [www.rumahgemilang.com] dan Pesantren MEDIA [www.pesantrenmedia.com] | Sekadar berusaha memberikan sedikit pengalaman hidup melalui tulisan. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Boleh juga kunjungi blog saya: http://osolihin.net. | website kepenulisan yang saya kelola: [www.menuliskreatif.com]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tegang Nih Yee...

19 April 2010   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat dipanggil namanya, Ogi buru-buru menuju ke loket pembayaran.

“Tegang ya Dik?” si mbak penjaga loket pembayaran tersenyum genit.

Ogi cuma tersenyum kecut campur malu. Mukanya merah.

“Tapi kan dapet duit sejuta tuh, Gi. Lumayan!” Ogi kaget karena ada suara perempuan nyeletuk dari loket pembayaran sebelah dengan menyebut namanya.

“Rosa!” Ogi setengah nggak percaya.

“Aduh, kenapa dia ada di sini,” Ogi membatin sambil malu banget karena kejadian memalukan itu berhasil dilihat Rosa.

“Eh, jangan bilang ke siapa-siapa ya soal kejadian ini,” Ogi setengah berbisik sambil matanya menatap Rosa penuh harap.

“Nggak kok. Paling nanti satu sekolah pada tahu!” Rosa tersenyum seolah menertawakan kekonyolan Ogi.

“Aduh, ini bukan untuk dipublikasikan,” Ogi menatap Rosa sambil menerima kertas tanda terima pembayaran listrik.

“Udah nggak apa-apa, Gi, kan yang penting kamu dapet duit banyak. Duluan ya… Assalaamu’alaikum,” Rosa pamit sambil tersenyum. Ogi merasa harga dirinya tercabik-cabik. Malu, gitu lho.

“Oh No! Please deh. Kamu jangan bilang siapa-siapa,” Ogi teriak ke arah Rosa dan nggak nyadar kalo dirinya sedang ditonton banyak orang. Phew!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun