Michel Foucault, dalam analisisnya tentang hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan, menunjukkan bagaimana kekuasaan menggunakan pengetahuan untuk mengontrol dan mengatur masyarakat. Dalam konteks transfer pricing, perusahaan multinasional menggunakan pengetahuan mereka tentang regulasi pajak internasional dan metode transfer pricing untuk mengarahkan kekuasaan mereka dalam menentang atau bernegosiasi dengan otoritas pajak.
Transfer pricing sebagai praktek ekonomi tidak hanya melibatkan pengetahuan teknis tentang metode penentuan harga, tetapi juga melibatkan strategi kekuasaan yang kompleks. Perusahaan besar seringkali memiliki tim ahli yang memahami detail regulasi di berbagai yurisdiksi, memungkinkan mereka untuk menyusun strategi yang paling menguntungkan secara pajak.Â
Otoritas pajak, di sisi lain, berusaha menggunakan regulasi dan audit untuk mengimbangi kekuasaan perusahaan ini. Foucault menyarankan bahwa setiap hubungan kekuasaan juga merupakan hubungan pengetahuan, dan ini terlihat jelas dalam dinamika antara perusahaan multinasional dan otoritas pajak terkait transfer pricing.
Pengetahuan sebagai Alat Kekuasaan
Foucault berpendapat bahwa kekuasaan bukan hanya sesuatu yang dimiliki, tetapi sesuatu yang dilakukan. Kekuasaan tersebar melalui pengetahuan dan praktik diskursif yang menciptakan dan mempertahankan struktur sosial dan ekonomi tertentu. Dalam konteks transfer pricing:
- Perusahaan multinasional memiliki akses ke pengetahuan tentang berbagai metode transfer pricing dan regulasi di berbagai yurisdiksi.
- Dengan pengetahuan ini, mereka dapat merancang strategi untuk meminimalkan beban pajak global mereka.
Michel Foucault mengajukan konsep bahwa pengetahuan dan kekuasaan saling terkait dan satu sama lain saling mempengaruhi. Dalam analisisnya, pengetahuan bukan hanya alat untuk memahami dunia tetapi juga alat untuk mengendalikan dan mengatur perilaku individu dan kelompok dalam masyarakat.
Menurut Foucault, mereka yang memiliki akses ke pengetahuan memiliki kekuasaan untuk:
- Membentuk Realitas: Mereka dapat membentuk dan mengontrol pemahaman tentang realitas melalui diskursus dan praktik diskursif.
- Mengatur Perilaku: Pengetahuan memungkinkan mereka untuk mengatur perilaku individu dan kelompok dengan menetapkan norma dan aturan yang diikuti.