bagi komunitas masyarakat yang menggunakan ragam R, sedangkan komunitas ragam R memperoleh bahasanya dari bahasa ibu sendiri. Penggunaan ragam T sebagian besar digunakan dalam ruang lingkup lingkungan sekolah di Smk Bina Karya Mandiri Bekasi. Stabilitas Diglosia yang terjadi pada Smk Bina Karya Mandiri Bekasi sudah berlangsung lama, dinamika kehidupan yang terjadi menjadikan adanya perubahanÂ
masyarakat dalam hal ini komposisi kependudukan bahasa. Penggunaan ragam T jarang menggunakan ragam R untuk berkomunikasi dengan masyarakat penggunaan ragam R. Sedangkan pada masyarakat ragam R ketika menggunakan ragam T akan terdengar seperti masyarakat ragam T dalam struktur kalimat dan intonasinya. Keseluruhan kosakata dan gramatikal bahasa kedua ragam tersebut memiliki perbedaan yang kuat.Â
Seperti kata "mau kemana?" dengan "bade kamana?" kedua kosa kata ini memiliki makna sama yaitu mempertanyakan orang lain "mau pergi kemana?",
Simpulan
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Dilihat dari jumlah yang digunakan dalam masyarakat bahasa, ada masyarakat bahasa yang menggunakan lebih dari satu bahasa. Diglosia merupakan situasi kebahasaan yang menunjukkan adanya penggunaan bahasa tinggi (ragam T) dan bahasa rendah (ragam R)Â
yang disesuaikan dengan situasi komunikasinya. Ragam tinggi digunakan untuk berkomunikasi pada situasi resmi, sedangkan ragam rendah digunakan pada situasi tidak resmi. Sedangkan, bilingualisme merupakan keadaan penggunaan dua bahasa secara bergantian dalam suatu masyarakat. Jenis hubungan antara bilingualisme dan diglosia, yaitu (1) bilingualisme dan diglosia, (2) bilingualisme tanpa diglosia, (3) diglosia tanpa bilingualisme,Â
(4) tidak bilingualisme dan tidak diglosia.
Mengambil dari empat penelitian yang relevan mengenai fenomena diglosia, dapat disimpulkan bahwa dalam terdapat perbedaan penggunaan bahasa dalam masyarakat berkaitan dengan fungsinya sebagai alat komunikasi transaksi bisnis atau sebagai alat komunikasi sehari-hari bagi sebagaian besar warga. Fenomena diglosia yang ditemukan dalam interaksi masyarakat terbukti dengan adanya ragam bahasa yang terjadi dalamÂ
setiap percakapan, terdiri atas ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal. Penggunaan variasi bahasa terjadi karena faktor sosial yang meliputi status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. Diglosia adalah suatu situasi bahasa dengan pembagian fungsional atas variasi-variasi bahasa di masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H