Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai atau memperoleh tujuan yang diminati. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan senantiasa memberikan perhatian penuh dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran (Yahya dkk, 2018). Keterampilan berbahasa berhubungan erat dengan proses-proses yang mendasari pikiran,Â
semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya (Siti dkk, 2013). Membaca dapat menggunakan bacaan apapun, dibuktikan dalam (Darmuki dkk. 2015) yang menyatakan bahwa membaca buku referensi akan membantu para pembaca untuk meningkatkan keterampilan berbahasa.Â
Dalam fungsinya, bahasa juga mampu merubah keadaan seseorang tanpa disadari dan disadari, seperti marah, bahagia dan sedih. Orang akan marah ketika dia mendapatkan pesan yang menyinggung perasaan dirinya.Â
Dan orang akan bahagia ketika dia mendapatkan kata-kata yang mampu membangkitkan rasa ketengan dan rangsangan semangat hidup melalui otak kanannya. Susmita (2015:1) mengatakan bahwa anak manusia mewarisi kesanggupan biologis untuk menguasai dan menggunakan bahasa, dan warisan ini bisa menjelaskan ciri-ciri universal yang terdapat dalam suatu bahasa-bahasa yang belum diketahui;Â
tetapi tidak mewarisi sebuah bahasa tertentu. Anak-anak yang sejak kecil dikenalkan dengan bahasa ibu akan menggunakan bahasa ibunya untuk memenuhi kebutuhan seperti berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan sosial.
Walaupun hampir setiap bahasa di dunia ini memiliki bentuk tertentu untuk mengungkapkan rasa hormat, tetapi tidak banyak yang memiliki bentuk sekompleks dan serumit kelima bahasa yang di Indonesia, yaitu: Bahasa Jawa, Bali, Sunda, Madura, dan Sasak (Ramendra, 2013).Â
Kaitan bahasa dengan pengguna bahasa (masyarakat) dalam kajian ilmu bahasa masuk dalam ranah keilmuan sosilinguistik. Fishman (1972) dalam Chaer dan Agustina (2004:3) mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena ketiga unsur ini berinteraksi dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur,Â
identitas sosial dari penutur, lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi serta tingkatan variasi dan ragam linguistik. Jadi masyarakat adalah penentu dari munculnya keanekaragaman bahasa. Dilihat dari jumlah yang digunakan dalam masyarakat bahasa, ada masyarakat bahasa yang menggunakan satu bahasa atau lebih.
 Masyarakat bahasa yang menggunakan satu bahasa dan ada yang menggunakan bahasa yang dua atau lebih. Masyarakat bahasa yang menggunakan satu bahasa disebut monolingual dan masyarakat bahasa yang menggunakan dua bahasa atau labih disebut biligualisme. Bilingualisme merupakan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosiolingustik, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh penutur dalam kegiatan berkomunikasi dengan orang lain, Mackey dan Fishman (Chaer, 2010)
Sedangkan Bilingualitas atau kedwibahasawanan merupakan pemerolehan dua bahasa karena di dalam individu sudah terdapat suatu kemampuan untuk berdwibahasa (Nababan, 1993).
Menurut Ferguosa, diglosia adalah fenomena penggunaan ragam bahasa yang dipilih sesuai dengan fungsinya. Diglosia dalam masyarakat bahasa yang memiliki satu bahasa dengan dua ragam(tinggi dan rendah) yang memiliki peranya masing-masing. Penggunaan dua bahasa atau lebih merupakan fenomena yang biasa terjadi. Bahasa daerah sebagai salah satu warisan budaya nasional harus dipelihara dan ditumbuh kembangkan agar nilai-nilai budaya yang berkembang di dalamnya tetap hidup di tengah masyarakat (Marni, 2016).