"Sini piring Ardi biar nenek cuci."
"Ardi bisa cuci sendiri." Jawab anak itu jutek.
Selesai cuci piring, nenek pun kembali membersihkan rumah dan membiarkan Ardi mencuci piringnya.
***
Pagi kembali tiba, seperti biasa nenek sudah berangkat ke pasar dan Ardi yang terbangun hanya menatap kekosongan yang ada. Ia berjalan menuju kamar mandi menggosok gigi dan membasuh wajahnya. Ia ke meja makan, sarapan mi instan seperti biasanya. Ia melihat persediaan mi instannya hanya tinggal satu, yang berarti untuk makan siang nanti. Anak itu kembali murung. Ia tidak suka memakan masakan neneknya kecuali mi instan. Ia berpikir, harus memakan apa nantinya.
Ia pun selesai makan dan membersihkan bekas makanannya. Ardi mengambil mainannya di keranjang dan bermain sendiri. Ardi merasa bosan. Ardi keluar dan melihat rumah sebelahnya kosong.
Lagi-lagi Ardi mendesah kecewa. Ia sangat kesepian. Ardi kembali ke rumah dan bermain sampai pukul menunjukkan jam dua belas siang. Ia tersenyum dan memasukan mainan yang ia keluarkan tadi ke keranjang. Ia keluar dan berjalan menuju sungai. Ardi menunggu teman barunya itu datang namun sudah hampir satu jam mereka tak kunjung datang. Ardi merara hari ini, adalah hari buruk baginya.
Ardi kembali ke rumah dan perutnya sudah sangat lapar. Ia berjalan ke meja makan dan lagi-lagi hanya sambal lalapan dan ikan teri. Ardi tidak menyukainya tapi perut dia sangat-sangat lapar dan sudah tidak tahan. Ardi memutuskan untuk mengambil piring dan menuangkan nasi serta sambal dengan sayur lalapan sedikit tak lupa ikan teri. Ardi memakannya dengan raut wajah tidak yakin namun saat makanan itu sampai ke dalam mulutnya, Ardi terkejut. Makanan kucing yang ia sebut ini, sangat enak. Ardi memakannya dengan lahap dan hanya butuh satu menit Ardi menyelesaikan makanannya. Ia membersihkan piring kotornya dan memikirkan bagaimana alasan supaya neneknya tidak tahu bahwasanya ia yang memakan sambal buatan nenek.
Ardi berjalan menuju kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur kapuk. Tak berselang lama, Ardi pun tertidur.
***
Sore harinya, nenek datang dari pasar. Ia melihat pintu rumahnya sedikit terbuka dan memasuki rumahnya dengan badan yang letih. Nenek berjalan ke dapur membersihkan barang bekas jualannya. Tak lama Ardi terbangun dan ia mendengar kebisingan di dapur.