"Kenapa satu ji ko bikin?"
Kedua dahi Aco mengernyit
"Tabe' Puang, Mauki dua kah?"
Puang Puji tersenyum, ia menggelengkan kepalanya.
"Maksudku saya kenapa ko tidak buat juga untuk ko minum. Ada ko bikin kah setelah ini?"
"Tidak adaji, Puang"
"Bikin ko kopi pade baru temanika disini"
"Iye, Puang"
Aco mundur beberapa langkah sebelum akhirnya berbalik meninggalkan Puang Puji. Ia kembali dengan segelas kopi di tangannya, menaruhnya dekat gelas Puang Puji.
"Ambilko itu kursi lipat, baru duduk ko"
Batin Aco masih bertanya-tanya, tidak seperti biasanya Puang Puji seperti ini. Karena etika duduk dengan seorang yang dituakan, Aco semestinya duduk di bawah, tidak sepantaran dengan orang yang di tuakan.