"Ada teman laki kah?"
"Iih Mama. Masak ngajak temen laki. Kita kan tiduran di tenda. Maluin aja." Tiara menjungus sambil mencubit pipi Mamanya. Tiara memang sedikit manja sama Mamanya karena dia satu-satunya anak perempuan dari tiga bersaudara.
"Ooo, gitu. Kirain Mama semua sudah punya pacar." Baru berkata begitu, hand pone Tiara berdering.
"Ya Lis. Aku sudah siap. Kita kumpulnya dimana? Oo, di rumah  Rumi. Aku meluncur kesana," jawab Tiara sambil menutup hp nya.
"Ma, Tiara berangkat ya. Mohon bilang sama Papa dan adik-adik."
"Hati-hati ya Tiara." Tiara menganggung sambil salaman mencium jemari mamanya.
Dengan motor scopy, Tiara meluncur. Di jok belang penuh berisi peralatan kemah.
Tak berselang lama mereka sudah sampai ke rumah Rumi. Ternyata disana sudah siap mobil doglag yang akan membawa perlengkapan mereka kemah.
"Tiara kita bawa motor dua aja ya. Toh kita tidak bermain jauj dari tempat kemah.
Tak lama mereka meluncur ketempat kemah, bendungan Bendul. Sepuluh kilo sebelum memasuki wilayah bendungan, suasanan alam pedesaan sudah terasa. Rumah berpagar tanaman dan dibelakan terlihat kebun dengan tanaman menjulang tinggi.
Udara desa yang sejuk terasa dingin sangat terasa, sehingga tarikan nafas ringan dan bersih. Walau ada beberapa kendaraan bermotor, tapi masyarakat terlihat berjalan kaki kekebun. Anak-anak riang gembira bermain di pinggir jalan yang masih lapang.