Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Pencari Hantu

15 April 2024   16:36 Diperbarui: 15 April 2024   16:41 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat datang ya nak bertiga. Bapak yang bertugas sebagai penunggu bendungan disini. Nama Bapak Yanto. Teman Bapak lagi satu namanya Subur. Dia sedang mengecek sebit air bendungan."

Tiara, Lisa, dan Rumi masing-masing memperkenalkan diri. Mereka kemudian mendapat banyqk petuah dari Pak Yanto.

"Adik-adik, Bapak ingatkan nanti jangan terlalu dekat dengan bendungan. Itu kan ada pembatas. Disamping itu adik-adik jangan berkata-kata tidak baik. Biar aman tidurnya nanti. Bapak bersama Pak Subur akan menunggu di Pos Jaga."

Ketika Pak Yanto berkata "Biar tidurnya aman", Tiara, Lisa, dan Rumi saling pandang. Mungkin dipikiran mereka terbersit mengapa ada kata-kata seperti itu.

Waktu terus berlalu. Mereka mengikuti pinggiran bendungan Bendul yang sangat luas. Airnya terlihat bersih. Dipinggir bendungan, sepanjang mata memandang dedaunan warna hijau terlihat meliuk. Sangat indah.
"Tiara, aku membayangkan saat kita berenang di kolam. Pasti asik. Tapi kalau di sini, mmm, aku takut. Pasti dalam." Kata Lisa.

"Iyaa.., aku takut kalau tenggelam." Kata Tiara menimpali.

"Uuus, jangan berkata begitu Tiara. Tidak mengenakkan." Rumi memotong perkataan Tiara."

Saking asik menikmati pemandangan, mereka tidak sadar bahwa hari sudah mau malam.

"Adik-adik, ini sudah mau malam. Kita sebaiknya kembali ke tempat kemah." Kata Pak Yanto.

Mereka saling toleh dan bergegas mengikuti jejak Pak Yanto. Sesekali Tiara menyalip Lisa berjalan.

"Iih, ngapain sih kamu Ra. Kok nyalip-nyalip begitu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun