Mohon tunggu...
Nurul Aini Rachmawati
Nurul Aini Rachmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 2 BAE Kudus

Perempuan biasa dengan menulis dan membaca sebagai kegemarannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memulai Kembali - Cerpen Karya Nurul Aini Rachmawati

10 Juli 2024   19:15 Diperbarui: 10 Juli 2024   19:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Permisi, pesanan bunga atas nama Aruna!" serunya sedikit berteriak.

            "Sebentar," sahut seseorang dari dalam.

            Sera tahu, setiap orang memiliki kisah tersendiri dalam hidupnya. Tidak semua orang suka ketika ditanya tentang kisah pilu yang pernah dialami. Sera mengerti karena dia sendiri adalah tipe orang yang tidak suka menceritakan tentang masalah pribadi.

            'Untuk apa orang lain tahu? Mereka hanya akan bersimpati lalu pergi.' Begitulah kira-kira yang Sera pikirkan.

            Namun kali ini, Sera ingin tahu sekali cerita dibalik wajah sendu Aruna. Setiap datang ke sini, Aruna yang akan menyambutnya. Jalannya dibantu dengan tongkat, tangannya meraba kesana-kemari. Bibirnya mengulas senyum tipis, seolah bunga-bunga yang dipesannya adalah hal yang selalu Aruna tunggu. Setiap selesai mengambil pesanan, Aruna tidak langsung berbalik pergi. Aruna dekap bunga itu erat-erat, seolah jiwa seseorang tersimpan di dalamnya.

            "Bahagia selalu untuk siapapun kamu yang mengantar pesananku. Tolong, antarkan bunga dengan perasaan yang bahagia, karena setiap bunga yang dipesan, selalu ada harapan dan kenangan."

            Sera tersenyum membalas pesan yang selalu Aruna sampaikan, meskipun Sera tahu bahwa Aruna tidak bisa melihat senyumnya. Usai Aruna kembali masuk, Sera menghampiri Elang untuk sekedar menyapa, ternyata pesanan dekor tadi adalah untuk pertunangan Aruna. Ketika Elang mengajaknya kembali, Sera memilih untuk singgah, mengamati susunan bunga dengan makna yang dalam. 

            Hari berlalu, mentari pun mengistirahatkan diri, sementara bulan terlihat malu-malu dari balik awan mendung. Sera harus kembali pulang, tapi ketika dia hendak pergi mengambil sepedanya, mobil-mobil berdatangan, rombongan orang berjalan memasuki rumah Aruna. Tunggu sebentar, bukankah pria berbaju batik yang kini menunjukkan wajah datarnya, kemudian berdiri paling depan dengan kedua orang yang lebih tua di samping kanan kirinya adalah Radin? Radinindra Nayaka. Kekasih Tsana. Seseorang yang selalu sahabatnya banggakan.

            Sera baru sadar, saat tadi mengantar bunga. Inisial nama yang tertempel di dinding ruang tamu bertuliskan 'R and A'. Sera memiliki firasat buruk akan ini, ia harus berbicara dengan Radin. Tanpa perlu mendengar apa yang kedua keluarga tersebut bicarakan di dalam, Sera tahu ada yang tidak beres dengan pacar sahabatnya itu.

            Di perjalanan pulang, rintik-rintik air mulai bermain di bumi, terjatuh bebas perlahan sampai akhirnya deras hujan mengalahkan suara-suara kendaraan. Sera yang larut dalam pikiran, terus mengayuh seolah tidak ada hentian, hingga dentuman membuat tubuhnya terpental ke sisi jalan yang lain, dengan goresan aspal yang menyambut Sera untuk dipeluk di tengah hujan. Sera rasa bintang-bintang mulai datang, membuat matanya semakin berkunang-kunang. Tanpa menghiraukan ramainya jalan dan teriakan sekitar, Sera tertidur di antara gerombolan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun