Mohon tunggu...
Nurul Aini Rachmawati
Nurul Aini Rachmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 2 BAE Kudus

Perempuan biasa dengan menulis dan membaca sebagai kegemarannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memulai Kembali - Cerpen Karya Nurul Aini Rachmawati

10 Juli 2024   19:15 Diperbarui: 10 Juli 2024   19:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Tsana mendengar setiap penjelasan yang Radin utarakan kepadanya, mulai dari kenapa ia dulu terlambat menjemput Tsana, kejadian Aruna, pertemuannya dengan Sera, dan banyak hal lain yang Radin rasa kekasihnya harus tahu. Semuanya mengejutkan Tsana, bahkan ia baru tahu bahwa selama ini Radin sengaja memberi jarak karena tidak mau melibatkan Tsana dalam masalahnya dengan Aruna.

***

            Satu minggu setelah pertemuan Sera dengan Aruna, Sera kembali datang lagi. Kali ini, Sera datang sebagai tamu. Ya, Aruna mengadakan pertunangan ulang dengan sang kekasih. Melakukan penyematan cincin kembali dengan senyum yang tak pernah luntur dan mata berbinar-binar. Kali ini, mata Aruna bersinar terang, tidak seperti sebelumnya. Sera membantu dekor acara pertunangan ini juga, mengingat ia dan Aruna satu pemikiran ketika membicarakan tentang bunga sehingga Aruna mempercayakan dekornya kepada toko bunga tempat Sera bekerja. Aruna juga mengundang Radin, saat pertemuan dengan Sera, perempuan itu mengusulkan untuk mengundang Tsana juga. Entah akan datang atau tidak, Sera hanya ingin Tsana tahu tentang kebenaran yang ada, bahwa ia tidak berbohong, begitupun dengan Radin yang sudah berusaha menjelaskan.

            Ketika Sera selesai berbincang dengan Aruna, ia mengedarkan pandangan, tiba-tiba saja matanya bertabrakan dengan mata milik seseorang yang ia rindukan. Ney yang selalu ia tunggu kehadirannya setelah salah paham ini. Tanpa menunggu apapun lagi, Sera berlari memeluk Ney-nya penuh kasih. Pelukannya erat, menyampaikan belenggu rindu dan rasa takut akan ditinggal sendiri oleh seseorang yang selama ini selalu membersamainya.

            "Maaf, maaf, maaf," ucap Tsana kali pertama. Ia menyembunyikan mata berkaca-kacanya di balik pelukan hangat itu.

            Sera menggeleng, "Nggak, aku nggak papa. Aku yang minta maaf."

            Mereka sama-sama mengurai pelukan, menatap satu sama lain sampai tertawa sendiri menyadari betapa saling membutuhkannya mereka. Radin di belakang Tsana yang tersenyum bahagia. Ternyata, lebih baik kita mencari tahu dulu kebenarannya sebelum menafsirkan sesuatu, karena diam tidak selamanya benar. Dan berbicara tidak selamanya merugikan, orang yang tepat akan mendengarkan dengan seksama kemudian menyimpulkan. Mereka tidak akan memotong atau mengelak, justru mendengar dan mengintrepretasikan yang akan dilakukan.

            Serta setiap hal baik yang Sera serta Tsana taburkan kepada sekitar, dimulai dari orang terdekat, akan memperkuat hubungan mereka ke depannya. Baik perhatian kecil hingga hal-hal besar yang mengingatkan satu sama yang lainnya. Ini bukan akhir cerita, melainkan awal baru bagi mereka setelah berhasil berani berbicara, menjaga kepercayaan, dan melawan rasa takut yang selama ini membelenggu.

***

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun