Mohon tunggu...
Nurisma Maharani
Nurisma Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari-hari Menuju Kebahagiaan

10 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 10 Februari 2021   06:45 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Setelah Wahid pergi khasim langsung memberikan roti itu untuk wanita tua itu, wanita tua itu merasa tidak enak kepada mereka berdua namun khasim menenangkan wanita tua itu

"Tidak apa Bu, bos kami orangnya memang seperti itu ini bukanlah pertama kali kami seperti ini" ucap khasim

"Maafkan ibu nak, ibu merasa sangat tidak enak, apa kalian baik baik saja?"

"Tidak apa apa Bu kami baik baik saja"

     Setelah pembicaraan yang cukup panjang dengan wanita tua tersebut akhirnya pergi, lalu khasim langsung menghampiri Farza, dan melihat kaadanya

"Farza, bibirmu berdarah" ucap khasim dengan nada khawatir

"Tidak apa khasim aku baik baik saja, terimakasih untuk bantuanmu kawan, nanti akan kuganti uang yang kau berikan" ucap Farza

"Sudahlah tidak usah di pikirkan, ayo kita lanjut bekerja lagi"

     Jam pulang telah tiba mereka segera menutup toko roti tersebut saat di perjalanan pulang Farza melihat pesawat tempur datang , memang sudah biasa pesawat tempur mondar-mandir di atas langit kota itu namun saat ini berbeda pesawat tempur itu terbang lebih rendah dan tak di sangka pesawat itu menjatuhkan bom di kota Turksyria sebanyak 2 kali orang orang pada kocar kacir mencari tempat perlindungan sedangkan Farza Tampa pikir panjang dia langsung berlari ke arah rumahnya untuk melihat keadaan ibu dan adiknya namun yang dia dapati adalah bangunan rumahnya telah hancur dia mencari ibu dan adiknya diantara bebatuan tersebut kemudian dia menemukan ibunya yang sedang memeluk adiknya dia memeriksa kondisi ibunya namun ibunya sudah tidak bernafas lagi dia memeluk ibunya dan adiknya namun dia merasakan detak jantung pada adiknya dia langsung berlari sambil menggendong adiknya dan mencari pertolongan walau tubuhnya merasa kesakitan karena pukulan berkali kali dari bosnya tempat pertama yang dia datangi adalah rumah sakit namun saat tiba bangunan rumah sakit agak hancur dan banyak orang terluka di sana, dia terus mencari dokter namun mereka semua sibuk dengan pasien yang lain hingga adiknya meninggal dalam pelukannya, Farza menangis sejadi jadinya atas apa yang menimpanya

     Pemakaman masal di laksanakan hari ini kini Farza hanya tinggal seorang diri sekarang, setelah pemakaman masal di lakukan semua orang pergi ke kota uzbek yang jaraknya sekitar 10 km dari kota turksyria mereka semua berjalan kaki menuju kota tersebut Farza dengan membawa barang seadanya pergi bersama rombongan dia terus mencari khasim dan ibunya khasim berharap Meraka baik baik saja namun yang di temuinya hanya khasim saja saat dia menghampiri khasim dia melihat khasim dengan mata sembab saat itu dia langsung mengerti bahwa ibu khasim telah pergi menuju tempat yang lebih baik bersama dengan yang lainnya

     Saat mereka tiba di kota uzbek mereka langsung ke camp pengungsian saat ini dia hanya berdua dengan khasim ,Sudah 1 bulan mereka di camp pengungsian, yang mereka lakukan hanyalah membantu bantu para sukarelawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun