Mohon tunggu...
Nurisma Maharani
Nurisma Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari-hari Menuju Kebahagiaan

10 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 10 Februari 2021   06:45 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Sudah 3 tahun semenjak kepergian Muzakki ke Medan perang, Farza, ibu dan adiknya selalu mendapat surat dari ayahnya setiap 3 bulan sekali , dalam surat itu Muzakki selalu menanyakan kabar mereka dan berharap mereka berada dalam perlindungan Tuhan selain itu Muzakki memberi nasihat untuk kedua anaknya yang kian hari tumbuh besar, namun kali ini surat yang mereka dapatkan berbeda yang isinya jika Muzakki telah gugur di Medan perang hal ini sontak membuat Arumi dan kedua anaknya syok dan bersedih, bahkan mereka tidak bisa melihat jenazah Muzakki

     Kini Farza telah kehilangan sosok yang dia jadikan panutannya selama ini dan dengan berat hati mereka melepaskan kepergian Muzakki, melihat ibu dan adiknya yang bersedih membuat Farza marah, dia berlari ke arah bukit yang berada di dekat kota itu dan meluapkan segala kemarahannya

"Tuhan kapan semua ini akan berakhir aku muak tuhan, kamu telah mengambil semua kebahagiaan ku kau telah mengambil ayahku, mengapa Tuhan?" Ucap Farza yang menangis sejadi jadinya

     Saat ini usia Farza telah menginjak 18 tahun dan dia bekerja di sebuah toko roti dengan pemiliknya yang bernama Wahid Hasyim dia adalah orang yang egois dan kasar bahkan dia tidak segan untuk memukul pekerjanya , walau seperti itu Farza harus tetap bertahan untuk ibu dan adiknya karena saat ini ekonomi mereka semakin susah, selain Farza di sana juga ada khasim Al-Walid sama seperti Farza dia juga pekerja di toko roti tersebut dia berusia 18 tahun seperti Farza dan khasim hanya tinggal berdua dengan ibunya yang telah lansia, khasim mempunyai kakak lelaki namun kakaknya terpilih untuk ke Medan perang dan akhirnya gugur sedangkan ayah khasim telah meninggal dunia, Farza dan khasim terkadang mencuri di toko roti tersebut mereka tau yang mereka lakukan adalah salah namun jika mereka tidak melakukannya maka keluarga mereka tidak bisa makan

Di perjalanan pulang

"Khasim liat kakek itu apa dia tidak memiliki keluarga?"ucap Farza sambil menatap seorang kakek yang sedang duduk sendirian di halaman rumahnya

"Kata orang sih tempat asal kakek itu di bom sama musuh terus istrinya meninggal dan anaknya juga katanya saat itu terjadi dia ada di luar kota"ucap khasim

     Melihat kakek itu Farza merasa iba namun dia merasa tidak bisa melakukan apapun untuk kakek tersebut namun dia berencana memberikan sepotong roti yang dia bawa untuk kakek itu, dia bersama khasim menghampiri kakek tersebut

"Assalamualaikum kek, ini ada roti untuk kakek makanlah kek"ucap Farza sambil memberikan roti tersebut

"Terima kasih nak kau orang yang sangat baik"ucap kakek tersebut dengan perasaan senang

Farza dan khasim melanjutkan kembali perjalanan pulang mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun