Mohon tunggu...
Nurisma Maharani
Nurisma Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari-hari Menuju Kebahagiaan

10 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 10 Februari 2021   06:45 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Farza apa kamu tau? Sebenarnya cahaya matahari kamu masih ada bersama kamu, selagi orang tua kamu masih hidup maka cahaya matahari itu akan terus menyinari kamu, kamu hanya tidak menyadarinya, banyak hal baik di sekitar kamu yang kurang kamu syukuri"ucap sang sukarelawan dengan tersenyum ramah

"Terimakasih kak, kakak sudah memberikan pemahaman baru buat Farza"ucap Farza dengan tersenyum manis

     Farza menyadarinya dia masih memiliki keluarganya namun dia tetap tidak merasa bahagia dan sangat menyesalkan yang terjadi saat ini

     Sudah 1 tahun negara Farza di jajah hingga saat ini mereka belum mendapatkan kembali kemerdekaan mereka yang telah hilang, hari ini semua orang di kota kecil itu berkumpul di sebuah lapangan dan rupanya di sana ada para tentara yang sedang mendata para pria dewasa nan sehat yang akan di bawa ke Medan perang untuk memperjuangkan hak mereka yang telah diambil oleh para penjajah

     Farza berharap agar ayahnya tidak di bawa oleh para tentara tersebut namun yang terjadi adalah ayah Farza di bawa oleh para tentara tersebut, Farza,ibu serta adiknya menangis sejadi jadinya ini memang bukan perpisahan untuk selamanya namun di hari hari berikutnya Farza, ibu serta adiknya aku terus merasakan ketakutan akan kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidup mereka, mendapati hal itu maka ayah Farza segera mendatangi Farza dan berkata

"Nak, kau adalah anak lelaki satu satunya yang ayah punya maka ayah titipkan ibu dan saudari perempuanmu, sekarang mereka adalah tanggung jawabmu, berjanjilah kau akan menjaga mereka" ucap Muzakki

"I-iya baik ayah"ucap Farza dengan air mata yang terus mengeluarkan air mat

"Abidah berjanjilah pada ayah kau akan terus menurut kepada ibu dan kakakmu"

"Ayah Abidah mohon ayang jangan pergi teruslah berada di samping kami dan menjadi pelindung kami" ucap Abidah dengan tangisnya

"Tidak apa Abidah, kakakmu akan menjadi pelindung kalian mulai saat ini" ucap Muzakki dengan senyumnya

"Arumi jagalah anak-anak sampai aku kembali kepada kalian, kalian akan selalu menunggu ayah kan?" Ucap Muzakki sambil menatap keluarga kecilnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun