Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Horor

Tangisan Tengah Malam

15 Januari 2025   19:02 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:02 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

"Hu...hu...hu...!"

Suara itu terdengar lagi. Tanganku masih memegang handel pintu.

Brak!    

                                                                                                              

Pintu kubuka dengan keras. Keingintahuanku mengalahkan ketakutanku.

Ada sosok di dalam. Anak kecil. Kepalanya berdarah. Darah. Menetes menutupi matanya, menetes sampai ke kakinya. Lantai kamar mandi jadi penuh darah. Anak itu...menatapku tajam dengan kedua mata yang memerah.Semerah darah. Kakiku terpaku. Sekujur badan membeku, bahkan untuk berkedip pun aku tak sanggup.

"Hu ... hu ... hu...!"

Anak itu menangis, darah keluar dari matanya. Lalu dia mengangkat satu kakinya, melangkah... Astaga dia berjalan mendekatiku. Bibirnya menyeringai. Tangannya terangkat ... ah ... kukunya panjang dan meneteskan darah.

Kurasakan kakiku yang menjadi sangat berat. Seperti ada ratusan ton batu yang menindihnya. Aku harus lari menghindarinya. Oh, dia semakin dekat, kakiku makin berat. Aku terjengkang. Jatuh terduduk. Kurasakan basah di bawah perut. Darah!

"Tolong ... Mas! Tolong... Mama! Jangan Mbak! Aku Nurazmi! Istrinya Ilham, adikmu! Mas! Tolong!"  aku berteriak sekuat tenaga.

Sosok di depanku bukan lagi anak kecil yang penuh darah tetapi Mbak Atma. Iya Mbak Atma yang menyeringai , dari bibirnya menyembul taring panjang yang meneteskan liur, matanya berkilat-kilat seperti ada bara api di dalamnya. Kedua tangannya siap mencekikku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun