“Aku harus menang. Aku akan mempersembahkannya untukmu, Hitomi!” jerit Kenan dalam hati.
***
Hitomi terbaring di ruang ICU masih tidak sadarkan diri. Ia menjadi korban tabrak lari sepulang dari tempat latihan Kenan kemarin. Untung masyarakat di sekitar kejadian masih ada yang peduli dan membawanya ke rumah sakit. Dengan identitas yang ada di dompet, warga setempat menghubungi keluarga Hitomi.
***
“Selamat atas prestasi yang telah kau raih, Kenan. Tapi ada satu hal yang ingin aku sampaikan kepadamu,” seru Ana dengan suara yang sedikit bergetar karena menahan rasa haru dari pinggir lapangan.
“Mana Hitomi? “ tanya Kenan tidak mempedulikan ucapan selamat dengan wajah sedikit cemas karena melihat Ana datang sendirian. Ana pun menceritakan apa yang telah terjadi dengan Hitomi. Tanpa banyak tanya lagi, Kenan dan Ana pun segera menuju ke rumah sakit di mana Hitomi sedang dirawat.
***
“Maaf Mbak, izinkan saya untuk melihat Hitomi,” pinta Kenan kepada salah satu perawatyang sedang berjaga di ruang ICU dengan wajah tegang dan medali di tangan.
“Adik yang bernama Kenan ya? Sejak tadi ia menyebut nama itu,” kata perawat itu dengan santun dan langsung mengantar Kenan menemui Hitomi.
***
“Ini janjiku padamu, Hitomi!” bisik Kenan seraya mengalungkan medali di leher Hitomiyang masih tak sadarkan diri. Kenan memeluknya dengan manahan sesak napas yang mulai menyerangnya karena kesedihan yang amat dalam.