01-06-1997 / 22-04-2016
Ingatannya melayang pada peristiwanaas itu. Sebuah mobil menerobos lampu merah, tak terkendali. menuju ke arahmereka. Tomi jauh-jauh dari Christchurch, dengan bersepeda menemaninya berlatihmenghadapi lomba yang akan datang, mendorongnya hingga terjatuh hingga iaterhindar dari maut, meski kakinya terserempet bemper mobil. Ia hanya sempatmelihat sepeda Tomi terpental jauh, sebelum semuanya gelap….
Menurut cerita para saksi, pengemudimobil itu mabuk. Untung saja ia tak dihabisi para warga sekitar yang mengamukkarena polisi keburu hadir di lokasi kejadian. Dan sebelum menghembuskan nafasterakhir, Tomi membisikkan pesan bahwa ia ingin selalu dekat dengan Kenan, yangdiartikan oleh kedua orangtuanya bahwa ia ingin dikuburkan di tanah kelahiranmamanya. Pipi Kenan basah, mungkin karena gerimis yang turun menyuburkan tanah.
“Aku akan berlari lagi, Tomi. Aku takkankalah. Untukku, dan juga untukmu. Untuk kita berdua.”
Ihwanul Halim
Kota Raja, 9 Mei 2016
(Ending Versi Siti Nur Hasanah)
“Kenan, ayooo … bersiaplah. Sebentar lagi akan dimulai,” teriak Pak Yanto di arena lapangan kejuaraan lari 10 K.
Dengan setengah hati dan sambil menoleh ke kanan ke kiri, Kenan melangkah ke tengah lapangan. Ia mencari seseorang. Namun sejauh mata memandang, ia tidak menemukan seseorang yang ia harapkan untuk memberikan support.
“Ayoolah… semangat, Kenan! Ingat apa yang telah Hitomi katakan kepadamu kemarin,” seru Pak Yanto menyemangati.
Peringatan Pak Yanto membakar semangat Kenan dengan tiba-tiba. Ia melangkah dengan semangat yang berkobar.