Mohon tunggu...
Nur AfniMega
Nur AfniMega Mohon Tunggu... Mahasiswa - AfniMega

Semangat, ingat orang tua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam dan Mobilitas Sosial

16 Desember 2021   06:42 Diperbarui: 16 Desember 2021   06:52 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan penjelasan di atas, mobilitas sosial secara sederhana dapat diartikan sebagai gerakan/pergerakan sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari satu kelas (kelas sosial) ke kelas lainnya, biasanya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Melalui mobilitas yang dilakukan seseorang, mereka diklasifikasikan dalam kelas sosial (stratifikasi sosial) yang berbeda dari sebelumnya. Dalam stratifikasi sosial terdapat pengkategorian kelas-kelas yang disebut sistem kelas, yang membaginya menjadi kelas-kelas menurut kondisi yang dimilikinya. Menurut kisi-kisi dalam Susanto (1992: 65), stratifikasi sosial adalah hasil dari hubungan kebiasaan dan terstruktur antara orang-orang di mana setiap orang setiap saat memiliki situasi yang menentukan hubungannya dengan orang lain baik secara vertikal maupun horizontal dalam masyarakatnya. Stratifikasi tersebut berasal dari masyarakat pada umumnya, yang ditandai dengan adanya pembagian kerja. Proses mobilitas sosial Gerakan sosial atau mobilitas sosial adalah suatu gerakan dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang menentukan organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial meliputi sifat hubungan antara individu-individu suatu kelompok, dan hubungan itu merupakan suatu gerakan dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang menentukan organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial meliputi sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Ada dua jenis utama gerakan sosial, yaitu gerakan sosial horizontal dan vertikal:

 

Gerakan sosial horizontal adalah peralihan individu atau objek sosial lainnya dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat. Misalnya: seseorang yang pindah kewarganegaraan, pindah ke pekerjaan yang sama nilainya, atau mungkin pindah ke shift lain. Dengan gerakan sosial horizontal, derajat kedudukan seseorang atau objek sosial tidak berubah. Gerakan sosial vertikal adalah perpindahan individu-individu objek sosial dari posisi sosial ke posisi sosial lain yang tidak setara. Menurut orientasinya, ada dua jenis mobilitas vertikal, yaitu: Eskalasi sosial, yaitu perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas yang lebih tinggi. Misalnya, seorang karyawan yang dipromosikan menjadi kepala departemen di sebuah perusahaan swasta. Gerakan sosial dalam kemunduran (social chant), yaitu perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial tertentu ke posisi sosial yang lebih rendah. Misalnya, seorang petani anyelir yang jatuh miskin karena produk yang ditanamnya tidak laku di pasaran. Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi gerakan sosial vertikal adalah sebagai berikut: _ Hampir tidak ada sistem tertutup di mana tidak ada gerakan sosial vertikal. Contohnya adalah masyarakat kasta di India, meskipun gerakan sosial vertikal hampir tidak terlihat, prosesnya pasti ada. Seorang anggota kasta Brahma yang melakukan kejahatan dapat diturunkan dari kastanya, atau seseorang dari kasta yang lebih rendah dapat dinaikkan ke kasta yang lebih tinggi, misalnya melalui perkawinan.Top of Form

 

Betapapun terbukanya sistem stratifikasi suatu masyarakat, tidak mungkin gerakan sosial vertikal dapat berkembang secara bebas. Setidaknya Anda akan menghadapi banyak rintangan. Tidak ada gerakan sosial vertikal yang sama di semua masyarakat. Kecepatan gerakan sosial vertikal disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi, politik, dan profesional. Tidak ada gerakan sosial vertikal yang berkelanjutan. Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal dapat dilakukan melalui jalur sebagai berikut: Angkatan Bersenjata Dalam keadaan perang di mana semua negara ingin menang, jasa seorang prajurit dihargai tanpa memandang statusnya dalam masyarakat. Melalui pelayanan mereka dimungkinkan untuk mengangkat posisi seseorang dan bahkan memperoleh kekuasaan dan otoritas. Lembaga pendidikan Secara umum lembaga pendidikan dipandang sebagai saluran konkrit dari mobilitas sosial vertikal, bahkan lembaga pendidikan formal dipandang sebagai lembaga sosial yang naik dari posisi terendah ke tertinggi. Organisasi politik Saluran ini telah membuktikan dalam banyak kasus bahwa ia memberikan banyak kesempatan bagi setiap anggotanya untuk naik pangkat di masyarakat. Mereka yang terorganisasi dengan baik dalam organisasi politik berkesempatan untuk dipilih menjadi anggota DPR sebagai wakil dari organisasi politik yang ada di sekitarnya. Lembaga Keagamaan Lembaga keagamaan ini juga merupakan saluran mobilitas sosial vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama, namun para pemuka agama selalu berusaha mengangkat mereka yang berada pada posisi yang lebih rendah ke posisi yang lebih tinggi. Organisasi Bisnis Organisasi bisnis ini, baik dalam bisnis maupun jasa, pada umumnya menawarkan peluang yang sebesar-besarnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas sosial vertikal, karena dalam hal ini relatif terbuka. Meskipun hanya lima saluran mobilitas sosial yang dijelaskan, namun tidak berarti hanya saluran-saluran yang diuraikan di atas yang dapat digunakan sebagai saluran untuk mencapai mobilitas sosial vertikal. Selain kelima saluran tersebut di atas, masih banyak saluran mobilitas sosial vertikal lainnya seperti: misalnya: organisasi profesi, perkawinan, organisasi olahraga, dll. Faktor yang paling menghambat mobilitas sosial adalah ketidaktahuan atau kurangnya pelatihan. Seperti halnya faktor pembatas, ada banyak faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial. Diantaranya: keinginan untuk berubah, kebosanan dengan situasi yang ada dan pendidikan. Di sini pendidikan berperan dalam pembentukan intelektual manusia sehingga kapasitas intelektual ini menjadi lokomotif mobilitas sosial dan ekonomi, karena dalam kehidupan nyata kekuatan intelektual ini secara alami tidak dapat dipisahkan dari kekuatan sosial.Top of Form

 

Karena faktor pembelajaran, pendidikan atau intelektualitas ini, citra pendidikan di masyarakat kita selalu ditemukan dalam lingkaran masalah konseptual lama berupa: 

a. perselisihan modern dan tradisional,

b. masalah Barat dan Timur,

c. ketegangan antara kaya dan miskin, serta

d. ketegangan dan upaya untuk ruang publik dan otonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun