Mohon tunggu...
Nur RiskyLubis
Nur RiskyLubis Mohon Tunggu... Guru - guru

guru muda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Menggunakan Model PBL

9 Desember 2022   21:34 Diperbarui: 9 Desember 2022   22:16 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran sebelum dilakukannya penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan media gambar berseri pada siswa Kelas VIII di Jakarta. Penelitian dilakukan di SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa, penelitian difokuskan untuk peserta didik kelas VIII masing-masing sekolah. 

Penelitian tindakan ini memiliki empat prosedur dalam pelaksanaannya, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam setiap siklus dua kali pertemuan dan satu kali ulangan harian. Data yang digunakan berupa hasil observasi siswa, catatan lapangan, hasil wawancara, hasil tes menulis teks eksposisi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data primer yang digunakan adalah proses pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VIII. 

Kriteria keberhasilan tindakan dibagi menjadi dua, yaitu proses dan produk. Keberhasilan proses diukur berdasarkan peningkatan proses pembelajaran dan perilaku siswa selama pembelajaran yang lebih baik. Keberhasilan produk diukur berdasarkan ketercapaian indikator dan nilai siswa yang lebih baik.

Hasil penelitian diantaranya adalah 1) media "gambar berseri" dapat membantu guru dalam menjelaskan materi mengenai teks eksposisi bagi peserta didik kelas VIII SMP; 2) peningkatan tampak pada peningkatan proses dan produk. Peningkatan proses terlihat dari kondisi dan perilaku siswa yang lebih perhatian, serius, sungguh-sungguh, aktif, dan bersemangat dalam pembelajaran. Suasana yang kondusif dan terbangunnya bentuk kerja sama yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran juga terlihat sebagai bentuk peningkatan proses; 

3) Peningkatan produk terlihat dari nilai rata-rata hasil tulisan siswa yang meningkat, yaitu dari tahap pratindakan dengan rata-rata sebesar 65,25, siklus I sebesar 78,35, dan siklus II sebesar 83,68 dari SMP Garuda, kemudian SMP Bina Bangsa dengan rata-rata sebesar 65,00, siklus I sebesar 75,45 dan siklus II sebesar 80,68. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning dengan media gambar berseri merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi siswa.

PENDAHULUAN

Pembelajaran menulis di berbagai sekolah masih menggunakan cara konvensional yaitu salah satunya dengan ceramah. Penggunaan metode ceramah dan media yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi hasil pembelajaran siswa. Cangara (2006: 119), "Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak". Selain itu, menurut Azhar (2011: 3) Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar lebih cenderung diartikan sebagai alat tulis grafis, fotografis atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya media adalah adalah alat bantu untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan baik melalui gambar, suara, video atau apapun yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi kepada peserta didik untuk membantu proses belajar.

Manfaat media pembelajaran menurut Azhar (2011: 16), bahwa media pembelajaran dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah pengajaran lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Media pembelajaran yang bervariasi serta menarik akan membuat peserta didik betah berlama-lama di dalam kelas.

Media pembelajaran yang sering digunakan pendidik sampai sekarang ini adalah buku. Menurut Kusnandi, dkk. (2013: 41-42), media gambar adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media buku gambar berseri adalah media pembelajaran dalam bentuk buku yang di dalamnya memuat gambar-gambar yang menerangkan suatu urutan kejadian atau peristiwa.

Menurut Sadiman (2008:29), media gambar memiliki kelebihan diantaranya: (a) sifatnya konkret dan lebih realistis menunjukkan pokok masalah, (b) media gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu karena tidak semua benda dapat ditampilkan di Kelas dan suatu peristiwa tidak dapat dilihat seperti adanya, dan (c) gambar dapat memperjelas suatu masalah. Selain itu, media buku gambar berseri dapat dipakai dimana saja dan tidak mengkhawatirkan beberapa masalah seperti jaringan dan listrik yang kurang bagus seperti pada media yang menggunakan barang elektronik.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Melalui menulis tujuan pembejaran Bahasa Indonesia akan tercapai. Dengan menulis, seseorang mampu menuangkan ide dan pikirannya secara lebih nyata dan dapat dijadikan alat komunikasi secara tidak langsung. Melalui menulis, seseorang dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dalam suatu topik sehingga seseorang dapat lebih berfikir kritis dalam suatu hal.

Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang memerlukan perhatian khusus, baik oleh guru mata pelajaran maupun pihak-pihak terkait. Keterampilan menulis menurut Anggraini (2019) merupakan keterampilan yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan, misalnya mengarang, membuat surat melalui tulisan atau bahasa tulis.

Tujuan dari menulis adalah membuat siswa dapat berbuat, berpikir, dan merasakan tentang dirinya, tentang orang lain, tentang lembaga sosial tempat mereka bermasyarakat (Enre, 1988: 6). Selain itu, pembelajaran menulis diberikan dengan maksud agar peserta didik dapat memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

Teks yang dipelajari siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat beragam dan sesuai dengan tingkatannya. Salah satu teks yang dituntut kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas VIII adalah menulis teks eksposisi. Menurut Semi (2007: 35), eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.

Keraf (1995:7) mendefinisikan bahwa teks eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu obyek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu obyek, misalnya menjelaskan pengertian kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi kepada pembaca. 

Eksposisi juga menjadi alat untuk menjelaskan bagaimana pertalian suatu obyek dengan obyek lain, atau dapat digunakan oleh seorang penulis untuk menganalisa struktur suatu barang, menganalisa karakter seorang individu, atau situasi. Pada waktu memberikan penjelasan atau pengarahan mengenai suatu hal atau tindakan tertentu, atau membatasi pengertian sebuah istilah, biasanya digunakan eksposisi. Karangan eksposisi dapat dipahami oleh pembaca jika penjelasannya logis.

Mulyadi dan Danaira (2013: 159) menyatakan bahwa menulis teks eksposisi harus memenuhi struktur dan indikator yang baik, yakni ada tiga struktur dan indikator teks eksposisi yaitu sebagai berikut : 1) Pendahuluan berupa pengantar tentang hal-hal yang akan dicapai pada bagian isi. Bagian pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan memilih topik itu, pentingnya topik, luas lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan tujuan penulisan, kerangka acuan yang digunakan. Tentu saja untuk tulisan populer, pendahuluan tidak perlu menyajikan semua unsur yang dikemukakan di atas. 

Penulis boleh memilih beberapa dari semua segi yang dikemukakan itu, sebagai dasar untuk mengembangkan tulisan itu dalam isi eksposisi. 2) Isi berupa paparan terkait hal yang akan di paparkan atau paparan terkait bahasan. Agar uraian mengenai isi atau tubuh ekspsosisi ini disajikan dengan teratur, penulis harus mengembangkan sebuah organisasi atau kerangka-kerangka terlebih dahulu. Berdasarkan organisasi tadi, penulis kemudian menyajikan uraiannya mengenai tiap bagian secara terperinci, sehingga konsep atau gagasan-gagasan yang ingin diinformasikan kepada pembaca tampak jelas. 

3) Penutup berupa penegasan ulang pendapat atau penjelasan terhadap apa yang dipaparkan. Selain dikatakan penutup juga bisa berisi kesimpulan mengenai apa yang disajikan dalam isi eksposisi. Kesimpulan yang diberikan hanya bersifat semacam pendapat atau kesimpulan yang dapat diterima oleh pembaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam menulis teks eksposisi, penulis harus mengetahui struktur dan indikator penulisannya. Kalimat yang dirangkai oleh penulis harus bisa dipahami oleh pembaca bukan membingungkan. 

Penulis harus bisa menggali gagasan atau ide yang lebih luas sehingga dapat bermanfaat oleh pembaca. Penulis dalam merangkai teks eksposisi harus mengetahui benar tentang pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan kepada pembaca. Penulis harus bisa meyakinkan pembaca terhadap apa yang ditulis oleh penulis dengan menggunakan data yang fakta.

Dari sini, kami akan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam menulis teks ekposisi.  Alasannya,  model  ini  sangat  berpengaruh  pada  bagaimana  siswa  memperoleh  solusi  dalam memecahkan  suatu  masalah.  Teks  ekposisi  akan  berperan  sebagai  teks  yang  memperjelas  dan meyakinkan pembaca tentang informasi tertentu. Sehingga, pembaca akan senantiasa memahami dan mengerti   bacaan   itu   tanpa   bertanya   kepada   orang   lain.  

Tujuan   pembelajaran PBL ini adalah  membimbing   siswa   dalam   menyusun   gagasan-gagasan   penjelasan   berupa   informasi   dari  suatu permasalahan dan   menuntut   pemahaman   pembaca.   Maka   peneliti   akan   menggunakan   model pembelajaran PBL untuk  guru SMP dalam  keterampilan  menulis  teks  eksposisi. Problem Based Learning (PBL) merupakan  suatu  strategi  pengajaran  yang  digunakan  oleh  guru  dengan  melibatkan siswa  dalam  memecahkan  suatu  masalah.

Menurut Wijnia  (2016:  1) bahwa  pembelajaran  berbasis masalah akan memberikan rangsangan pengetahuan dan minat siswa. Cara agar siswa memahami

how to learn, how to think and how to live together (Damiyanti, 2006: 108).

Untuk itu peneliti menggunakan teori Eggen dan Kauchak dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Teori ini berisi tentang  (1) fokus pelajaran dimulai dengan masalah dan pemecahannya; (2) siswa bertanggung jawab untuk merancang strategi dan mencari solusi untuk permasalahan dengan membagi kelompok kecil (biasanya 3 atau 4) sehingga  semua  siswa  terlibat  dalam  proses;  dan  (3)  guru  memandu  siswa  dari  berbagai  bentuk pertanyaan dan sanggahan (Eggen & Kauchak,

2016: 353).

Selain  itu,  guru sebagai  fasilitator  kelas  memiliki  tugas  untuk  mengatur  jalannya  kegiatan  pembelajaran  dengan menggunakan  model  PBL.  Untuk  itu  diperlukan  tahapan  yang  harus  dilakukan  dalam pembelajaran berbasis masalah, meliputi (1) mengatur pertanyaan atau masalah (pembelajaran dengan mengatur dan membahas  seputar pertanyaan serta menghindari jawaban atau  pemecahan masalah yang sederhana); (2) fokus  interdisipliner (pembelajaran  den

gan  memusatkan  pada  subjek  tertentu  pada  masalah  yang diselidiki  oleh  siswa  dari  berbagai  mata  pelajaran); (3)  investigasi  otentik,  yakni  pembelajaran mengharuskan siswa untuk menemukan suatu keaslian (otentik) dan mencari solusi dari permasalahan yang nyata; (4) menciptakan artefak dan pameran (pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa untuk  menciptakan  produk  dalam  bentuk  artefak  dan  pameran  atas  dasar  pemecahan  masalah);  (5) kolaborasi adalah pembelajaran berbasis masalah yang saling bekerjasama dan berkelanjutan satu sama

lain secara kompleks (Arends, 2012: 397).

Oleh sebab itu, siswa SMP kelas VIII harus mampu menulis teks eksposisi dengan baik, dari segi struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi. Menulis teks ekposisi adalah kegiatan menulis untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga pembaca terpengaruh dengan apa yang ditulis oleh penulis.

Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa mengungkapkan bahwa dari jenis teks yang diajarkan di jenjang kelas VIII, banyak siswa yang masih kesulitan dalam menulis teks eksposisi. Keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi masih rendah. Rendahnya nilai keterampilan menulis  teks eksposisi diakibatkan karena berbagai faktor yang dihadapi siswa dalam menuliskan teks eksposisi. 

Faktor tersebut dapat berupa kesulitan dalam memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, dan menerangkan sesuatu yang akan dituangkan dalam tulisan teks eksposisi. Siswa menuturkan bahwa lemahnya keterampilan siswa menulis disebabkan selama ini mereka hanya mengetahui teori tentang menulis dan kurangnya pemahaman tentang teori teks eksposisi dan kurangnya praktek langsung menulis teks eksposisi. Hal tersebut membuat siswa cenderung pasif dan merasa bosan dengan proses pembelajaran menulis. 

Siswa kesulitan memahami materi tentang teks eksposisi, keterbatasan pengetahuan, ide, dan gagasan dalam menyusun teks eksposisi, siswa kurang memahami struktur dan ciri kebahasaan teks eksposisi, siswa kesulitan dalam menjabarkan gagasan umum, kalimat utama menjadi kalimat penjelas. Terakhir, siswa kurang termotivasi menghasilkan teks eksposisi karena merasa tidak mendapat manfaat nyata dari materi ini. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti saat pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung sejalan dengan pernyataan guru yang mengajar di kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa.

Informasi awal yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 37 siswa kelas VIII hanya 10 siswa saja yang mendapat nilai di atas KKM sedangkan sisanya belum mencapai KKM pada siswa SMP Garuda, sedangkan siswa SMP Bina Bangsa menunjukkan siswa di atas KKM hanya 8 siswa dari jumlah siswa 18 siswa. Hal tersebut menandakan pembelajaran masih belum tercapai. KKM untuk mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII, yakni 75. 

Menurut keterangan guru bahasa Indonesia juga, di SMP Garuda sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks eksposisi begitu pula siswa SMP Bina Bangsa, antara lain berkaitan dengan kesulitan memunculkan dan menuangkan ide dalam tulisan, bahasa yang digunakan masih belum baik, serta faktor minat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks ekposisi. Kadang-kadang siswa merasa bosan jika diminta menulis karena membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Padahal pada pembelajaran, guru akan meminta untuk menulis teks yang akan diajarkan.

Kesulitan materi menulis teks ekposisi menuntut guru mengemas pembelajaran yang menarik dan tepat agar siswa dapat mengikuti dan mampu menyusun teks eksposisi sesuai dengan ketentuan.

Salah satu cara menyelesaikan permasalahan rendahnya kemampuan menulis teks eksposisi adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan dengan bantuan media yang menarik. Menurut Priyatni (2014: 113), model pembelajaran Problem Based Learning memiliki prinsip utama yaitu penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan menyelesaikan masalah, serta mengembangkan pengetahuan. 

Masalah nyata merupakan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehrai-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan. Media gambar berseri yaitu media yang terdiri empat gambar atau lebih secara beruntun dengan satu tema yang dibuat secara menarik. Gambar berseri dapat melatih sdan mempertajam imajinasi yang kemudia dituangkan dalam bentuk tulisan. Semakin tajam daya imajinasi siswa, akan semakin berkembang pula siswa dalam membahasakan sebuah gambar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis teks ekposisi melalui model Problem Based Learning dengan media gambar berseri pada siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa; (2) bagimanakah hasil belajar menulis teks ekpsosisi melalui model Problem Based Learning dengan media gambar berseri pada siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa; (3) bagimanakah respons siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa terhadap pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dengan media gambar berseri?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menulis teks ekposisi melalui model Problem Based Learning dengan medua gambar berseri pada siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa; (2) untuk mendeskirpsikan hasil belajar menulis teks ekposisi melalui model Problem Based learning dengan media gambar berseri  pada siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa; (3) untuk mendeskripsikan respons siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa dalam pembelajaran menulis teks ekposisi melalui model Problem Based Learning dengan media gambar berseri.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1) bagi siswa, untuk memudahkan siswa belajar menulis teks eksposisi, 2) bagi guru, sebagai alternatif media pembelajaran di sekolah, 3) bagi kepala sekolah, dapat menjadi masukan dalam rangka menetapkan kebijakan yang terkkait dengan teknis pembelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan system pembelajaran di sekolah, 4) bagi peneliti, dapat menjadi bagian rujukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di dua sekolah yang berbeda. Sekolah yang dipilih adalah SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa. Dalam penelitian ini, kelas VIII dijadikan sebagai subjek penelitian karena siswa kurang mampu menulis teks eksposisi.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis teks eksposisi kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa. Penelitian ini akan berfokus pada peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa kelas VIII SMP yang dilakukan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi, catatan lapangan, wawancara, dokumentasi, dan tes.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu validitas demokrasi, validitas dialogis, dan validitas proses. Validitas demokrasi dilakukan dengan cara mengadakan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian, yaitu peneliti, guru bahasa Indonesia, dan siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa. Validitas dialogis dicapai melalui dialog antara peneliti dengan guru. Hal ini dilakukan untuk mencari kritik dan saran yang membangun. Dialog atau diskusi ini dilakukan untuk menyepakati bentuk tindakan yang sesuai sebagai alternatif permasalahan dalam penelitian.

Kolaborasi ini melibatkan Ibu Rutia Damayanti, S.Pd selaku guru bahasa Indonesia kelas VIII SMP Garuda. Validitas proses dicapai dengan cara peneliti dan kolaborator secara intensif dan berkesinambungan berkolaborasi dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran teks eksposisi.

Sementara itu, reabilitas berkenaan dengan derajat konsisten dan stabilitas data atau temuan. Reabilitas dicapai dengan cara menggunakan lebih dari satu sumber data untuk mendapatkan data yang sama. Reabilitas data penelitian ini diketahui dengan cara menyajikan data lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, dokumentasi, dan hasil pembelajaran teks eksposisi menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan Media Gambar Berseri. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif didapat dari proses pelaksanaan tindakan, berupa kemampuan dan antusiasme siswa dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran problem based learning dengan Media Gambar Berseri. Di pihak lain, data kuantitatif di dapat dari hasil yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan tes, baik tes awal sebelum tindakan maupun setelah dilaksanakan tindakan pada setiap akhir siklus tindakan. Hasil yang diperoleh dicatat dan dinyatakan dalam bentuk angka. 

Data berupa angka hasil kerja siswa sebelum dan sesudah tindakan dibuat dalam bentuk tabel. Data dikategorikan ke dalam dua kategori kualitatif dan kuantitatif, sehingga keberhasilan penelitian tindakan dilihat dari dua segi berupa proses dan hasil (nilai) siswa.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, observasi yang dilakukan sebelum penelitian berupa wawancara terhadap guru. Kedua, informasi diperoleh dari hasil menulis teks eksposisi siswa pada pratindakan. Wawancara yang dilakukan dengan guru menghasilkan informasi bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi masih rendah karena beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya adalah siswa sulit mencari ide, sulit menyusun teks eksposisi, sulit memahami format atau struktur teks eksposisi, penulisan ejaan, penggunaan tanda baca, kalimat efektif, dan pemilihan diksi atau kosa kata. Selain itu, penggunaan model, metode, ataupun media pembelajaran yang digunakan guru juga masih menggunakan model ceramah dan kurang bervariasi. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab keterampilan menulis teks eksposisi siswa masih rendah.

Selain wawancara dengan guru, informasi mengenai keterampilan awal menulis teks eksposisi siswa juga didapat melalui praktik menulis teks eksposisi pada tahap pratindakan. Tahap pratindakan terdiri dari satu kali pertemuan dengan total tiga jam pelajaran, yaitu 120 menit.

Pelaksanaan pratindakan dilakukan pada hari Rabu, 05 September  2018 pukul 12.35 -- 14.35 WIB. Selama tahap pratindakan, peneliti dan guru melakukan observasi terhadap hasil pembelajaran.

Pada pelaksanaan pratindakan diketahui siswa yang hadir sebanyak 34 dari 37 siswa dalam kelas di SMP Garuda dan siswa yang hadir sebanyak 18 dalam kelas di SMP Bina Bangsa. Dalam kegiatan pratindakan ini, siswa diminta untuk menulis teks eksposisi bebas tanpa tema yang ditentukan oleh guru. Selama proses menulis, banyak siswa yang tidak fokus pada tugas yang diberikan oleh guru. Banyak siswa juga yang tidak paham dengan apa yang harus mereka kerjakan dalam menulis teks eksposisi. Suasana kelas terlihat gaduh. Terlihat pula siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil menulis pratindakan, diketahui bahwa pemerolehan rata-rata kelas tersebut berada jauh dari harapan. Skor rata-rata yang didapatkan adalah 65,25, sedangkan standar penilaian yang ditentukan oleh sekolah sama dengan indikator keberhasilan penelitian, yaitu 75. Pada hasil pratindakan tersebut, hanya ada 26 orang siswa yang mampu mencapai batas tuntas. Nilai tertinggi dengan skor 82, dan nilai terendah dengan skor 56 pada siswa SMP Garuda, sedangkan skor rata-rata yang didapatkan siswa SMP Bina Bangsa adalah 65,00 .

Berdasarkan deskripsi pada setiap aspek di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks eksposisi kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa masih tergolong rendah. Oleh karena itu, keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa perlu ditingkatkan dan memerlukan tindakan lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan serta target dari penelitian.

Pelaksanaan Tindakan Kelas pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Media Gambar Berseri

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dengan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas VIII SMP Garudan dan SMP Bina Bangsa dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru Bahasa Indonesia, yaitu Ibu Rutia Damayanti, S.Pd., sebagai pengajar sekaligus kolaborator.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Pelaksanaan tindakan dengan model pembelajaran problem based learning denagn media gambar berseri diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa. Pelaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan dengan pertemuan pertama dimulai pada Selasa, 11 September 2018, dan pertemuan kedua pada Rabu, 12 September  2018.

Pengamatan Proses

Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman pengamatan yang difokuskan pada situasi kegiatan belajar siswa. Hal yang diamati dari situasi belajar siswa adalah minat belajar siswa ketika melakukan tindakan, kesungguhan siswa, keseriusan siswa melakukan tindakan, keaktifan siswa selama pembelajaran, kerjasama antarsiswa dalam kelompok, kehangatan suasana pembelajaran, ketertiban siswa selama pembelajaran berlangsung, dan keriuhan suara serta gerak-gerik siswa dalam pembelajaran.

Pembelajaran menulis teks eksposisi dengan model Problem Based Learning dengan Media Gambar Berseri, siswa menunjukkan perubahan sikap yang lebih baik terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini ditandai dengan perilaku siswa yang terlihat lebih bersemangat, aktif mengikuti setiap tahap dalam metode, dan memerhatikan hal-hal yang disampaikan oleh guru.

Pengamatan Produk

Pengamatan produk dilakukan pada hasil tulisan menulis teks eksposisi siswa. Pengamatan produk menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa dilihat dari aspek-aspek pada pedoman penilaian. Diketahui bahwa skor rata-rata tiap aspek mengalami peningkatan dari pratindakan ke siklus I. 

Skor rata-rata aspek isi adalah 26 atau mengalami peningkatan sebesar 5,78. Aspek organisasi adalah 16,45 atau mengalami peningkatan sebesar 2,89. Aspek kosakata adalah 15,35 atau mengalami peningkatan sebesar 1,94. Aspek penguasaan bahasa adalah 15,58 atau mengalami peningkatan sebesar 2,55. Aspek mekanik adalah 5,67 atau mengalami peningkatan sebesar 1,2. Rata-rata nilai siswa SMP Garuda pada siklus I adalah 78,35 sedangkan rata-rata nilai siswa SMP Bina Bangsa pada siklus I adalah 75.25 .

Jumlah siswa SMP Garuda yang telah tuntas (mendapatkan nilai di atas 75) adalah 29 siswa dari 37 siswa yang mengikuti pembelajaran, atau sebesar 90,62%. Sedangkan jumlah siswa SMP Bina Bangsa yang telah tuntas (mendapatkan nilai di atas 75) adalah 10 siswa dari 18 siswa yang mengikuti pembelajaran atau sebesar 89,35 %. Dengan demikian, peningkatan produk pada siklus I dikatakan berhasil.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan seperti pada siklus I dan dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 18 September 2018, dan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 19 September 2018. Tindakan pada siklus II ini merupakan upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi.

Pengamatan Proses

Hasil pengamatan proses pembelajaran menulis teks eksposisi dengan penerapan model Problem Based Learning dengan Media Gambar Berseri yang diamati pada siklus II mengalami peningkatan menjadi kategori baik. Hal tersebut terlihat dari terselesainya pekerjaan siswa sebelum waktu yang seharusnya. Suasana pembelajaran juga semakin hangat dan kondusif. 

Keriuhan suara dan gerak-gerik siswa dalam pembelajaran sudah tergolong dalam kategori cukup baik. Secara umum, berdasarkan hasil pengamatan mengenai proses pembelajaran siswa pada siklus II tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran sudah jauh lebih baik dari pertemuan dan tindakan-tindakan sebelumnya.

Pengamatan Produk

Hasil tindakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari siklus sebelumnya. Peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi dapat dilihat dari aspek-aspek pada pedoman penilaian. Berdasarkan hasil skor setiap aspek dan nilai siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi siklus II dengan model Problem Based Learning  dengan Media Gambar Berseri, dapat mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. Hasil tes tersebut menunjukkan hasil yang baik, meskipun ada tiga siswa SMP Garuda yang belum lulus dari indikator keberhasilan yang ditentukan. 

Perolehan nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi pada siklus II adalah 83,68. Pada siklus II, dari 37 siswa yang mengikuti pembelajaran, dinyatakan 34 siswa mendapatkan nilai tuntas karena nilai sudah di atas kriteria ketuntasan minimal dan ketuntasan keberhasilan penelitian, serta 3 siswa masih belum mendapatkan nilai tuntas. Nilai terendah dalam siklus ini, yaitu 73. Hasil tes pada siswa SMP Bina Bangsa juga menunjukkan hasil yang baik, meskipun terdapat 2 siswa masih belum mendapatkan nilai tuntas. 

Perolehan nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksosisi pada siklus II adalah 80,45 pada siklus II, dari 18 siswa yang mengikuti pembelajaran dinyatakan 15 siswa siswa mendapatkan nilai tuntas karena nilai sudah di atas kriteria ketuntasan minimal dan ketuntasan keberhasilan penelitian, serta 2 siswa masih belum mendapatkan nilai tuntas. Nilai terendah dalam siklus ini, yaitu 71. Hasil tes pada siswa SMP Bina Bangsa juga menunjukkan hasil yang baik, meskipun terdapat 3 siswa masih belum mendapatkan nilai tuntas. Perolehan nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksosisi pada siklus II adalah 80, 45.

 Selain itu, skor rata-rata tiap aspek juga mengalami peningkatan. Skor rata-rata aspek isi adalah 27,19. Aspek organisasi adalah 17,29. Aspek kosakata adalah 16,74. Aspek penggunaan bahasa adalah 17,29. Aspek mekanik adalah 5,74.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks ekposisi menggunakan model Problem Based Learning dengan bantuan media gambar pada siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa meningkat. Peningkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

Pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Problem Based Learning  dengan Media Gambar Berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa Jakarta. Setelah diberi tindakan menggunakan model Problem Based Learning dengan Media Gambar Berseri, secara proses kualitas pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi meningkat. 

Pada saat dilakukannya pembelajaran perubahan pada aspek minat belajar siswa, kesungguhan siswa, keseriusan siswa, keaktifan siswa, kerjasama antarsiswa dalam kelompok, kehangatan suasana, ketertiban siswa, dan keriuhan suara serta gerak-gerik siswa mengalami peningkatan lebih baik daripada sebelum dilakukan tindakan. Walaupun peningkatan tidak selalu signifikan, tetapi selalu menunjukkan peningkatan.

Penggunaan model Problem Based Larning dengan Media Gambar Berseri pada pembelajaran menulis teks eksposisi dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa. Hasil rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa dari siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan. Akan tetapi, pada siklus II masih terdapat 5 siswa yang belum memenuhi indikator keberhasilan, dikarenakan masih terdapat beberapa aspek yang belum mendapatkan skor maksimal. Nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa SMP Garuda  sebelum diberi tindakan adalah 65,25.

Setelah diberi tindakan pada siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa SMP Garuda naik menjadi 78,35. Nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa pada akhir siklus II adalah 83,68. Sedangkan nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksosisi siswa SMP Bina Bangsa sebulum diberi tindakan pada siklus I  adalah 75.25 setelah diberi tindakan pada siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa SMP Bina Bangsa naik menjadi 80, 45. Nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa pada akhir siklus II adalah 80,45.

Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada nilai rata-rata siswa dalam menulis teks eksposisi. Dari hasil penelitan di atas, terbukti bahwa penggunaan model Problem Based Learning dengan Media Gambar Berseri pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa Kelas VIII SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa berhasil

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran ditujukan kepada.

  • Guru: Berdasarkan hasil  temuan  tersebut,  maka  disarankan  kepada  guru  Bahasa Indonesia, dan khususnya dalam penyampaian materi pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi, untuk menjadikan model Problem Based Learning sebagai alternatif model pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP).
  • Sekolah: disarankan untuk memberikan fasilitas dalam meningkatkan pelaksanaan pembelajaran di kelas, salah satunya dengan melakukan kerjasama penelitian dengan sekolah lain menggunakan model Problem Based Learning dengan Media Gambar Berseri dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi.
  • Bagi Siswa: disarankan untuk lebih aktif, inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran di kelas. Siswa disarankan untuk lebih menghormati guru yang sedang menjelaskan materi, agar suasana atau kondisi di dalam kelas lebih kondusif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono dan Supadi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Dewi, P. 2016. "Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan". Jurnal Humanika, Vol.1, No. 16.

Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pengembangan Lembaga Pendidikan Kependidikan.

 

Keraf. Goys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta : Nusa Indah.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi ketiga. Yogyakarta : BPEF.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun