Dari sini, kami akan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam menulis teks ekposisi.  Alasannya,  model  ini  sangat  berpengaruh  pada  bagaimana  siswa  memperoleh  solusi  dalam memecahkan  suatu  masalah.  Teks  ekposisi  akan  berperan  sebagai  teks  yang  memperjelas  dan meyakinkan pembaca tentang informasi tertentu. Sehingga, pembaca akan senantiasa memahami dan mengerti  bacaan  itu  tanpa  bertanya  kepada  orang  lain. Â
Tujuan  pembelajaran PBL ini adalah  membimbing  siswa  dalam  menyusun  gagasan-gagasan  penjelasan  berupa  informasi  dari  suatu permasalahan dan  menuntut  pemahaman  pembaca.  Maka  peneliti  akan  menggunakan  model pembelajaran PBL untuk  guru SMP dalam  keterampilan  menulis  teks  eksposisi. Problem Based Learning (PBL) merupakan  suatu  strategi  pengajaran  yang  digunakan  oleh  guru  dengan  melibatkan siswa  dalam  memecahkan  suatu  masalah.
Menurut Wijnia  (2016:  1) bahwa  pembelajaran  berbasis masalah akan memberikan rangsangan pengetahuan dan minat siswa. Cara agar siswa memahami
how to learn, how to think and how to live together (Damiyanti, 2006: 108).
Untuk itu peneliti menggunakan teori Eggen dan Kauchak dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Teori ini berisi tentang  (1) fokus pelajaran dimulai dengan masalah dan pemecahannya; (2) siswa bertanggung jawab untuk merancang strategi dan mencari solusi untuk permasalahan dengan membagi kelompok kecil (biasanya 3 atau 4) sehingga  semua  siswa  terlibat  dalam  proses;  dan  (3)  guru  memandu  siswa  dari  berbagai  bentuk pertanyaan dan sanggahan (Eggen & Kauchak,
2016: 353).
Selain  itu,  guru sebagai  fasilitator  kelas  memiliki  tugas  untuk  mengatur  jalannya  kegiatan  pembelajaran  dengan menggunakan  model  PBL.  Untuk  itu  diperlukan  tahapan  yang  harus  dilakukan  dalam pembelajaran berbasis masalah, meliputi (1) mengatur pertanyaan atau masalah (pembelajaran dengan mengatur dan membahas  seputar pertanyaan serta menghindari jawaban atau  pemecahan masalah yang sederhana); (2) fokus  interdisipliner (pembelajaran  den
gan  memusatkan  pada  subjek  tertentu  pada  masalah  yang diselidiki  oleh  siswa  dari  berbagai  mata  pelajaran); (3)  investigasi  otentik,  yakni  pembelajaran mengharuskan siswa untuk menemukan suatu keaslian (otentik) dan mencari solusi dari permasalahan yang nyata; (4) menciptakan artefak dan pameran (pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa untuk  menciptakan  produk  dalam  bentuk  artefak  dan  pameran  atas  dasar  pemecahan  masalah);  (5) kolaborasi adalah pembelajaran berbasis masalah yang saling bekerjasama dan berkelanjutan satu sama
lain secara kompleks (Arends, 2012: 397).
Oleh sebab itu, siswa SMP kelas VIII harus mampu menulis teks eksposisi dengan baik, dari segi struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi. Menulis teks ekposisi adalah kegiatan menulis untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga pembaca terpengaruh dengan apa yang ditulis oleh penulis.
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Garuda dan SMP Bina Bangsa mengungkapkan bahwa dari jenis teks yang diajarkan di jenjang kelas VIII, banyak siswa yang masih kesulitan dalam menulis teks eksposisi. Keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi masih rendah. Rendahnya nilai keterampilan menulis  teks eksposisi diakibatkan karena berbagai faktor yang dihadapi siswa dalam menuliskan teks eksposisi.Â