Â
      Bahkan Menteri keuangan yaitu Ibu Sri Mulyani (Rabu, 27 Februari 2019), mengatakan bahwa potensi pasar itu tidak terbatas, asalkan kita tahu potensi geografis dan apa yang sedang menjadi kebutuhan pasar, maka kita mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar. Meski begitu tetap harus ada peran pemerintah untuk peningkatan kegiatan ekspor utamanya dalam hal kebijakan serta aturan yang dikeluarkan. Sri Mulyani juga mengatakan bahwa para pelaku usaha juga harus memiliki kemampuan dalam memetakan pasar agar ekspor Indonesia dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan bervariasi. Tetapi hal tersebut juga harus dibarengi dengan kemampuan dalam hal produksi.
Â
Wakil Presiden RI periode sebelumnya, Yusuf Kalla (Selasa, 4 September 2018), mengatakan bahwa ekspor Indonesia harus lebih ditingkatkan. Hal itu bertujuan untuk menurunkan rupiah dari Rp. 14,800,- menjadi sebesar Rp. 12.750,-. Selanjutnya impor harus dikurangi, seperti barang mobil mewah, tas branded, atau bahkan parfum. Tentu jika dapat dilakukan, Indonesia harus mampu untuk menyediakan kebutuhan produk-produk tersebut secara mandiri meski tak semua komoditi. Sehingga kita juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.[2]Â
Â
Selain itu, ketika kita mampu dalam membangun sebuah usaha maupun UMKM, maka langkah selanjutnya adalah kita harus mengedukasi para pelaku pasar lainnya. Edukasi tersebut berkaitan dengan produktifitas serta mendorong pemerintah agar bisa memfasilitasi kegiatan ekspor dari segi aturan dan kebijakan maupun dari segi perhatian, bukan semata mata melalui birokrasi yang rumit. Tentu edukasi yang diberikan bersifat kontinu melalui segala platform, termasuk platform media social poster, maupun seminar, dll.
Â
Apabila edukasi yang dilakukan dapat secara konsisten menjaring pengikut dalam jumlah besar, maka saatnya untuk menggalakan aksi ekspor secara masif dari berbagai kalangan UMKM, maupun pengusaha industri besar. Cara-cara tersebut memang dapat dikatakan sangat sederhana, karena kami juga berkeyakinan bahwa terdapat tantangan yang jauh lebih besar dalam membangun sebuah pertahanan ekonomi yang kuat dengan salah satunya melakukan kegiatan ekspor.
Â
Selain itu, untuk saat ini mungkin terdapat langkah dan sikap yang dapat sesegera mungkin dapat kita implementasikan untuk segera membantu dan turut serta dalam upaya bela negara dalam sektor ekonomi, yakni kita berperan sebagai konsumen yang cerdas. Kita dapat membantu ekonomi dalam negeri dengan membeli produk-produk hasil produksi negeri sendiri. Kita, masyarakat Indonesia harus saling membantu agar uang kita tetap berputar di negeri sendiri, bukan membeli produk luar secara berlebihan. Jika membeli produk impor, berarti kita memberikan uang kita kepada negara asing, dan itu akan merugikan devisa negara kita.
Â