Seringai Si Harry tambah lebar. 'Oh, ndak perlu khawatir. Lha wong uangnya memang ndak ada. Gila apa saya kasih segitu banyak pada orang. Mending saya pakai sendiri. Memang kenapa kok merasa ndak berhak?'
'Soalnya saya bertahan tadi bukan karena pingin uang,' jawabku.
Harry nampak heran. 'Oh ya? Lalu sampeyan pingin apa?'
'Pingin ini!'
Sambil berkata demikian, kutonjok muka Harry keras-keras. Orangnya langsung terjengkang roboh ke kasur. Sebelum ia sempat berbuat apa-apa, aku sudah langsung melompat dan mendudukinya.
Lalu, persis di atas muka dan mulutnya yang menganga, aku muntah sekuat-kuatnya.
'Hueek....hueeekk....huueeeekkk...!!'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H