Tak ada pemandangan indah di layar tersebut. Bahkan sesungguhnya tidak ada pemandangan apapun. Yang ada hanya jutaan noktah cahaya yang disusun membentuk pola geometris yang terus bergerak dan berubah bentuk. Noktah-noktah cahaya itu benar-benar menyilaukan dan warnanya demikian kontras. Memandang semua itu setelah sekian lama dibungkus kegelapan efeknya benar-benar meremukkan biji mata.
Spontan aku berpaling dari layar. Tapi Harry Hairy sepertinya sudah memprediksi bahwa penonton akan melakukan tindakan serupa. Aku kaget ketika dari segala penjuru dinding ruang konser menyorot ribuan lampu warna-warni yang tak kalah kontras dan menyilaukan. Bajingan itu rupanya telah memasang instalasi lighting berkekuatan besar - bukan di atas panggung seperti umumnya pertunjukan, tapi justru di sekeliling tempat duduk penonton.
Hebatnya, lampu-lampu itu tidak statis. Di samping warnanya terus berubah dalam tempo singkat, lampunya sendiri digerakkan dengan sistem hidrolik sehingga bisa bergerak lincah ke segala arah. Tak ada cara untuk menghindar. Menunduk juga percuma, karena lembaran-lembaran mengkilat yang dipasang di lantai dan tempat duduk bisa memantulkan cahaya dengan sempurna.
Bangsat itu sudah memikirkan semua!
Aku merasa seperti dilempar hidup-hidup ke tengah topan badai audio-visual. Kepalaku pusing seketika. Berdenyut-denyut seperti mau meledak. Tapi bukannya benar-benar meledak, perasaan tidak karuan itu seperti mendesak ke bagian dalam tubuh. Membuat nafas sesak dan perut seperti diaduk dengan kuat. Mualnya bukan main. Jika terus begini, bisa-bisa.....
Astaga, seruku dalam hati, aku tahu sekarang! Kenapa dinamakan KONSER PENGOCOK PERUT! Dan apa kegunaan kantong plastik besar ini! Kenapa disebut 'pengaman'! Bajingan! Dia ingin penonton menggunakannya untuk menampung --
Hoeekk!
Suara muntah itu terdengar jelas di tengah kerasnya rekaman lagu yang kini lebih mirip derakan ribuan pohon yang dipatahkan bersamaan. Aku tak tahu dari sebelah mana. Dan percuma mencari tahu, karena detik berikutnya lebih banyak lagi penonton yang muntah. Susul-menyusul, makin lama makin banyak. Menular cepat seperti wabah ganas.
Hoeek! Hooeeek! Hoooeeeeekk....!!!
Aku agak bingung juga bagaimana suara muntahan itu terdengar jelas dan bening. Bersaing dengan musik sinting itu. Tapi kemudian aku mengerti. Harry pasti juga memasang mikropon mini di seluruh kursi penonton. Benar-benar kurang ajar! Tanpa suara itu saja, rasanya sudah tak tertahankan pingin muntah. Dan sekarang harus mendengar paduan suara muntah dari ribuan penonton!
Jadi itu tantangannya! Dia ingin tahu apa ada penonton yang bisa bertahan tidak muntah sampai pertunjukkannya berakhir. Pastilah banyak yang berusaha mengingat nominal hadiahnya yang bukan main.