Kita memelihara cinta di sana.
Dulu.
***
Terhitung lima hari dari sekarang.
Seharusnya, rasa cemas boleh hadir menjelang acara pernikahan. Tapi jika sampai membunuh kebahagiaan, tentu sudah keterlaluan.Â
Aku harap, keajaiban akan terjadi ketika kita mengucap janji.
Aku mengeluarkan botol berisi senja dari dalam tas yang terkulai di lantai kamar. Ruangan tanpa jendela ini diselimuti cahaya jingga, gradasi merah, dengan semburat lembayung indah.Â
Rindu sudah tiba di sini. Aku jadi ingin bertemu denganmu di tengah malam yang dingin nanti.
Dingin. Seperti kita sekarang.
Perlahan, kutuangkan senja darimu ke dalam gelas-gelas kaca. Kujajarkan bersama senja lain di atas meja. Aku siap meminum semuanya di hari pernikahan kita.Â
"Karena begitu cara mainnya," katamu. Aku menurut saja.
Ratusan undangan telah disebar. Gedung dan katering sudah terbayar. Tidak ada yang kurang dari persiapan kita menggelar perhelatan.Â