Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dialog Tanpa Nama #13

26 September 2018   11:03 Diperbarui: 26 September 2018   11:12 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang kedua: Reina, aku tidak menyangka akhirnya kamu pulang juga ke Karagan.

Orang keempat: ...

Orang kedua: Ren, ini Reina. Adikku yang tinggal di Jakarta. Kalau bukan karena acara ini, dia pasti masih berpelukan dengan meja kerja.

Orang pertama: Sepertinya kami pernah bertemu. Iya kan?

Orang keempat: Kamu... Jay kan?

Orang pertama: Ah, aku ingat. Kamu pernah ikut rombongan Yovan di Gunung Parung kan?

Orang keempat: Kak Neira, kenapa menikah sama Jay? Bukan Reno?

Orang pertama: Terdengar klise, tapi... dunia memang sempit ya.

Orang keempat: ...

***

Malam larut bersama pagi yang menjelang. Kursi-kursi sudah dibereskan. Gulungan karpet warna lembayung tersandar di pilar. Dua orang itu berhadapan dalam diam. Seorang pria tua berkulit gelap menatap dalam perempuan berwajah lelah dengan kerutan yang tersamar oleh riasan. Hati mereka sibuk memutuskan bahasa yang akan digunakan: kata-kata atau sekadar kilatan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun