Orang kedua: Reina, aku tidak menyangka akhirnya kamu pulang juga ke Karagan.
Orang keempat: ...
Orang kedua: Ren, ini Reina. Adikku yang tinggal di Jakarta. Kalau bukan karena acara ini, dia pasti masih berpelukan dengan meja kerja.
Orang pertama: Sepertinya kami pernah bertemu. Iya kan?
Orang keempat:Â Kamu... Jay kan?
Orang pertama: Ah, aku ingat. Kamu pernah ikut rombongan Yovan di Gunung Parung kan?
Orang keempat: Kak Neira, kenapa menikah sama Jay? Bukan Reno?
Orang pertama: Terdengar klise, tapi... dunia memang sempit ya.
Orang keempat: ...
***
Malam larut bersama pagi yang menjelang. Kursi-kursi sudah dibereskan. Gulungan karpet warna lembayung tersandar di pilar. Dua orang itu berhadapan dalam diam. Seorang pria tua berkulit gelap menatap dalam perempuan berwajah lelah dengan kerutan yang tersamar oleh riasan. Hati mereka sibuk memutuskan bahasa yang akan digunakan: kata-kata atau sekadar kilatan mata.