Senyap acara menciptakan kecanggungan luar biasa. Sepasang kaki gemetaran di hadapan dua orang yang tengah bersemu merah muda, penuh kebahagiaan. Dia berhasil mengulas senyuman, tapi tangannya yang dingin tidak mampu menyembunyikan ketegangan.
Orang ketiga:Â Selamat ya, Neira dan Reno. Kalau Wira ada di sini, pasti dia sangat bahagia.
Orang kedua:Â Terima kasih, Pak Mandala.
Orang pertama: Terima kasih, Om Jay. Kau tampak beda memakai baju itu. Sangat mirip dengan Ayah.
Orang ketiga: Benarkah? Haha, wajar saja. Kami kan kembar.
Orang pertama:Â Iya, wajar saja kami tertipu dan sulit membedakan.
Orang ketiga: ...
Orang pertama: Lupakan saja. Menginaplah meski hanya satu dua hari. Sita dan Ibu terlalu merindukanmu.
Orang ketiga: ...
***
Sepasang kaki lain berjalan kaku. Tepat di belakang pria tua yang segera menghilang dari tatapan orang-orang. Kaki itu milik seorang gadis, dengan gaun serba hitam dan rambut ikal tergerai bebas. Nyaris tak berkedip, ia mengamati wajah pria yang bersanding dengan kakak perempuannya.