45. Empat Tahun Berlalu
Perang di wilayah perbatasan itu masih terus berlangsung. Kekacauan mulai terjadi ketika pasukan musuh berhasil menembus hingga ke wilayah pedalaman. Begitu banyak hal yang akhirnya tertunda selama empat tahun ini. Nivea dan Martha pun ikut berperang disini. Berperang melawan rasa cemas dan kerinduan mereka pada orang-orang tercintanya.
"Selamat pagi ayah, ibu."
"Selamat pagi, sayangku." jawab duchess Elvira.
"Aku dengar toko rotimu semakin ramai, Nivea?"
"Benar ayah! Itu mulai terlihat sejak aku memasukkan kue bolu dalam daftar menuku."
"Ah, apa mereka yang datang, lebih banyak membeli kue bolu?"
"Tidak juga Ibu. Aku rasa... sejauh ini penjualan roti dan kue bolu sama-sama imbang."
"Kami ikut senang jika tokomu selalu ramai, Nivea. Tapi, bukankah dengan menambah satu menu, itu berarti bisa membuatmu kelelahan?"
"Ah, itu tidak masalah, Ibu! Aku selalu bisa mengatasinya. Aku memiliki para pekerja yang bisa ku andalkan."
Nivea menguncir kuda seluruh bagian rambut panjangnya. Hari ini dia memilih gaun berwarna merah muda, untuk dikenakannya. Setelah menutup perbincangan paginya, Nivea bergegas menuju toko rotinya. Masih bersama Seri dan... tuan Willy.