"Aku harus mengatakan apa, Seri?"
"Saya hanya... sedikit penasaran."
"Penasaran katamu? Tentang apa?"
"Apa Saya boleh bicara?"
"Hahaha. Kau ini kenapa Seri? Bicaralah! Tidak ada orang lain disini selain kau dan aku. Aku sedang bicara denganmu sejak tadi."
"Hmm.. Apa sikap Anda kepada tuan Matias tidak berlebihan, nona? Beberapa hari waktu itu... Anda menghindari pertemuan dengannya. Lalu kemarin Anda datang ke rumahnya untuk mengatakan semua hal yang... Saya juga mendengarnya. Tapi tampaknya, hari ini Anda justru kecewa karena tuan Matias tidak muncul di toko Anda."
"Apa? Kalimatmu terlalu panjang, Seri. Aku tidak mengerti ucapanmu." seraya menggeleng, melengos memandang ke jalan. Nivea menepis semua yang dikatakan pelayan pribadinya itu.
Seri menggembungkan kedua belah pipinya. Dia sangat yakin bahwa nonanya tidak sebodoh itu. Dia tahu Nivea sedang berpura-pura tidak peduli dengan apa yang tadi diucapkannya panjang lebar.
"Kenapa kau diam, Seri?"
"Ah, itu.. Tidak apa-apa nona. Saya hanya sedang berpikir, apakah sopan jika Saya bertanya....."
"Kau ingin bertanya apa sekarang?"