Mohon tunggu...
Novi Ardiani (Opi)
Novi Ardiani (Opi) Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak yang senang menulis. Mantan dosen dan wartawan yang sekarang bekerja sebagai karyawati BUMN di Jakarta. Ngeblog di www.opiardiani.com. IG @opiardiani. Email: opiardiani@gmail.com.

Ibu dua anak yang senang menulis. Mantan dosen dan wartawan yang sekarang bekerja sebagai karyawati BUMN di Jakarta. Ngeblog di www.opiardiani.com. IG @opiardiani. Email: opiardiani@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melepas Awang Pandu

20 Februari 2017   19:58 Diperbarui: 20 Februari 2017   22:12 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan hutan tropis dicintai para penjelajah

Aku ingin membentang

Seperti lengkung pelangi

Dan warna warni adalah seri diriku

Kini, mampukah kupungut serak keping hatiku

Satu persatu?

Puisi itu kutulis dalam kereta sepanjang perjalanan Jakarta-Yogya.  Air mataku meleleh.  Pertengkaran dengan Bunda dan Bapak yang melarangku jadi wartawan. Perpisahan dengan Awang Pandu.  Ah… runtuhkah dunia? Tidak. Aku mengucapkan selamat datang pada pemberontakan.  Salahkah aku jika punya keinginan? ………….

Berbulan-bulan kemudian, ketika aku sudah disibukkan dengan aktivitasku sebagai wartawan, tak kusempatkan mengingat-ngingat lagi Daeng-ku.

-----------------

Dua tahun berlalu. Kabar dari lelaki itu datang suatu pagi di bulan Februari.  Awang Pandu-ku. Memintaku merestui pernikahannya. Dengan Astrianti. Rekan satu angkatanku. Mantan aktivis Senat Mahasiswa. Punya usaha pertanian organik sendiri.  Aku mengucap syukur alhamdulillah.  Dialah yang tepat untuk Daeng.  Rasanya ya. Naluri perempuanku mengatakan begitu.

Aku menghadiri akad nikah mereka.  Betul-betul kusempatkan hadir pagi-pagi di masjid sekalipun semalam pulang larut dengan lelah yang sangat.  Satu jam.  Kemudian aku harus segera pergi liputan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun