Sekarang, gantian Irkala yang terdiam sebelum bilang, "Kurasa... kamu benar."Â
"Eh, apanya?" kata Nana heran, seolah lupa dengan apa yang barusan dia bilang.Â
"Kamunya."
"Hah?" Kedua matanya pun membulat pada Irkala, tampak menggemaskan dan membuat Nana semakin manis.
Irkala langsung tersenyum, membiarkan kebingungan Nana tak berjawab. "Na, kalau kamu sakit, apa yang akan kamu lakukan?"
"Pergi ke dokter atau minum obat, dong." Nana tampak percaya diri.
"Kalau kamu lelah?"
"Ya... tidur atau beristirahat."
"Kalau dengan tidur dan pergi ke dokter tidak menyembuhkan sakit dan lelahmu, lantas bagaimana?"
"Kenapa, sih, Irkala? Hari ini kamu menanyakan banyak hal aneh." Nana mengernyit ke arahnya, tak suka dengan abu-abu yang Irkala berikan.
"Gak apa. Jawab saja." Tapi Irkala tidak membuatkan abu-abu itu menjadi warna pasti.