Mohon tunggu...
nodnod
nodnod Mohon Tunggu... Lainnya - Pengarang

Ada hal yang tak akan ku menyerah untuknya yaitu menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi kehilangan kata sempurna

20 Desember 2024   08:43 Diperbarui: 20 Desember 2024   08:43 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" permisi pak,  anak pak roberto sudah tiba."
Perempuan yang sama tadi masuk, tanpa ketukan dipintu,  tanpa juga peduli apa yang terjadi dia berikan informasi.

" owh iya, persilahkan masuk dan satu lagi panggil satpam kesini, "perintahnya.

 " baik pak."
 Perempuan itu pergi,  masih tanpa menoleh pada beny dan yang lain---seperti mereka tak pernah ada.

Setelah kekacauan yang dibuat very,  pandangn ketiga orang itu sedikit melunak--- bisa dibilang takut , kerena mereka juga tampak menjaga jarak dari very yang berusaha ditenangkan.

" sudahlah ver,  jangan kau buat masalah," beny memohon, "kita sudah kehilangan banyak,  jangan kau tambah lagi. "
Sepertinya dia sudah tidak betah disana, selain tidak kuat lagi menahan very dengan emosinya,  juga karena hinaan itu terus mendengung dikupingnya.
Dengan dibantu karsa dan gilang, diseretnya tubuh very.

"cari tempat asal kalian, tak pantas kalian berada disni, dasar gembell!! "
Tidak mau kiranya bapak itu kehilangan kesempatan untuk menghina---dia masih sisipkan cacian--- padahal beny sudah mengalah keluar.
Mungkin mereka akan berhenti jika kata makian itu telah mengupas tulang-tulang beny dan yang lainnya--- tanpa banyak yang mereka dapat perbuat, hanya bisa lenyap dibalik pintu kaca itu.

**

Di gang kecil yang berdekatan dengan tempat tadi, mereka berempat melampiaskan kecewa,  kesal,  marah,  sedih,  tak tahu jika dicampur dalam wajan akan jadi apa semua emosi itu---mungkin hidangan penuh kebencian.
Yang sangat jauh dari hayalan.

" brengsekkk!!  Masih juga kalian hentikan aku,  "
Malang nasib tembok didekat very itu,  harus merasakan kerasnya hantaman.  
Bahkan tembok bata itu bergetar,  beberapa serpihan jatuh dikepalalnya.
Dan darah juga memebekas disana ---bekas luka ditangannya terbuka lagi.

" apa?,  apa yang kau dapat jika pukul orang orang itu,  lagu kita akan diterimanya? Tidak,  yang ada mereka bisa penjarakan kau---Kau mendekam dipenjara sedangkan mereka leluasa tertawa, apa itu yang kau mau?"
Kecewa beny begitu kentara, bukan hanya pada orang orang itu,  tapi juga pada dirinya, karena ketidak berdayaan ini.
Dipegangi pipi sahabatnya itu,  mencoba membuat sadar kekerasan tak mampu selesaikan masalah.

" beginikah orang kota?  seperti mereka tidak pernah mengenyam bangku sekolah,  apa pantasnya merka duduk diukursi itu, "
Ujar karsa , kehilangan mimpi di awal percobaannya. Bukan, ini bukan awal namun bisa jadi yang terkahir,  semua uang,  semangat,  kerja kerasnya hanya dibayar lunas oleh hinaan mentah---hanya sia sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun