Ketika sudah cukup jauh, Â terlihat dia merogoh saku, Â mengambil hp---tampak dia menghubungi seseorang.
Dan dari obrolan dengan seseorang itu, Â entah dia sengaja atau dia tidak tahu suaranya terdengar--- begitu kentara dia menjelek-jelekkan beny dan yang lain, Â baik dari penampilan, Â pakaian, Â rambut, Â kulit, Â bahkan mata sipit karsa tak luput.
" apa masalah dia itu! "
Ujar karsa, Â tesinggung.
Namun tidak lama dia kembali, berjalan seakan ada mahkota dikepalanya---tak mau menuduk barang sebentar.
"kalian tidak diizinkan masuk, Â silahkan pergi sekarang!! "
Tanpa adanya sebab akibat atau penjelasan---tapi mereka diusir,
Bahkan dengan suara tergesa-gesa.
" kenapa pak!! Apa alasan kami tidak mendapat ijin? "
Suara very sedikit tinggi,menekan, Â dan memaksa, Â membuat sejajar dengan lawan bicaranya---bahkan tatapannya tak lepas dari pria lebih tinggi sejengkal darinya itu.
" saya bilang tidak ya tidak ,"
Dia tidak mau kalah " tidak perlu ada alasan! "
" sudah ver kita pergi saja, Â masih ada tempat lain yang bisa kita tuju, "
"iya ver, Â jangan membuat masalah disini."
Gilang menengahi membantu beny untuk menenangkan very.
Suka atu tidak mereka jelas harus segera keluar dari sana, Â karena izin tidak mereka kantongi, ditambah mereka tidak kenal denga siapa produser itu---untuk berharap belas kasihan itu tak mungkin.
Percobaan pertama sangat buruk---yang ada dibenak mereka semua.
Tapi masih ada dua kesempatan lagi, " kali ini tak boleh gagal" ujar karsa
Dengan bekal tekad mereka kembali mencari alamat kedua mengikuti petunjuk dari kertas kecil  pemberian sero.
Ternyata pencariannya tidak susah, Â alamat itu dekat , hanya beberapa meter saja ---mungkin ini salah satu kemudahan dari tuhan, dengan sisanya akan mereka terima lagi nanti.
**
" sialan!!, Â mereka semua sama saja, coba tidak ada pembatas itu, Â sudah kupukul dia."
Kali ini very  kesal sungguhan. Mungkin darahnya sudah mendidih, melumatkan tulang, daging dan syaraf warasnya.
Bukan tanpa alasan, Â tempat kedua nyatanya serupa dengan yang pertama---lebih buruk lagi, Â mereka bukan hanya tidak bisa memasuki gedung, tapi melewati gerbang pun tidak diperbolehkan.
Dengan tambahan dihina langsung didepan muka ---pria berjas tadi lebih baik kiranya, dia hanya bicara dibelakang.
Dan hanya satu alasan kenapa very tak bisa memukulnya, hanya karena gerbang pembatas itu, Â jika tidak mungkin hal yang sulit digambarkan akan terjadi.
" sudah ver, "
Beny merangkulnya "kita lanjut jalan lagi, Â masih ada satu tempat yang perlu kita datangi."
Senyumnya tidak kehilangan harapan, Â pribadinya yang selalu optimis dalan keadan apapun adalah obat untuk para sahabatnya.