Kami duduk berhadapan. Ganesha menyodorkan menu.
Aku memesan Choco Nougat dengan Cashew. Ganesha memesan Vanilla Cookie.
"Julian Ganesha Sembiring..." Ganesha memerkenalkan dirinya dengan resmi tetapi dengan wajah yang sangat jenaka. Aku tidak menanggapi uluran tangannya.
"Mentari, aku minta maaf. Sikapku tidak selayaknya kemarin. Mari rekonsiliasi."
"Maaf, Ganesha. Apa maksudmu? Mengapa minta maaf?"
"Entah, aku tidak sepantasnya melakukan itu padamu... Aku bilang kemarin ospek, kan...?"
"Perlakuanku kemarin tidak pantas, tetapi tanggung jawabmu terhadap mobilku masih berlaku....."
"Berapa?" Mentari dengan cepat meluncurkan kalimat yang sepertinya belum selesai.
"Nah, ini lho. Semua bisa selesai dengan uangmu, ya?"
"Ganesha, aku tidak mau main-main. Seriuslah, aku tidak punya banyak waktu. Selesaikan segera."
Ganesha memandangku dengan tajam tapi penuh dengan kharisma teduh. Mengapa wajahnya tegas tetapi juga menenangkan.